Jumat, 19 Oktober 2012

Kisah Cinta Siswa SMP Muhammadiyah 1 Wonosari

Tahun 2010. Dua tahun yang lalu pahit untuk dikenang, berawal dari pertemuan sahabatku di sebuah pabrik yang terletak dipertengahan Kota Jogja, disaat aku sedang menemani rekanku berangkat mencari kerja. Tiba di sebuah Pabrik yang bernama PT. AMEA, daerah Bantul, langkah kakiku yang riang berhenti didepan pintu gerbang. Aku melihat seorang gadis dengan rambut lurus, berkulit sawo matang yang menyapa ku. 

"heey, Ini Dedek teman sekelasku waktu SMP dulu yaa...??" Tanya gadis itu yg berwajah manis didepan pintu.
"Iya,  ini siapa yah, aku lupa...?" Tanya dedek balik, dengan wajah sedikit mengkerut karena lupa.
"Aku teman sekelasmu dulu,  (*Nama Disamarkan). Masih ingetkan..!! kata Gadis itu.
"Iya.. iyaa aku inget". sahut dedek dengan wajah sumringah.

Gadis itu adalah teman sekelasku sewaktu duduk dibangku SMP Muhammadiyah 1 Wonosari. Aku kaget kala itu dia menyapa ku. Di saat duduk bangku SMP aku dan dia sempat merajut kasih. Lalu pada saat kami lulus SMP hubungan kami terputus begitu saja.

Kini Pertemuan kami di pabrik itu membuat hatiku bergetar. Hatiku kembali merasakan cinta yang dulu pernah singgah namun terbang entah ke mana itu hatiku kembali merasakan cinta. Aku sangat bahagia jantungku terasa berhenti berdetak. Entah benar, entah tidak. Ataukah hanya perasaanku saja. Perasaan ini asing bagiku. Kini cinta itu bersemi kembali.

Waktu demi waktu terus berjalan dan hari itu telah berlalu. Berhari-hari hingga berbulan-bulan yang dilalui, aku dan dia semakin hari semakin akrab seperti masih duduk dibangku SMP. Hingga akhirnya aku bertekad untuk mendapatkan cinta itu lagi atau cinta yang pernah hilang. Berbagai macam usaha aku lakukan untuk meyakinkan gadis langsing berkulit sawo matang.

Dua Tahun kemudian, Tahun 2012. Sekian lamanya bertahun-tahun menyimpan rasa. Malam itu aku berencana memberanikan diri untuk mengungkapkannya, kemudian aku awali temui dirinya di depan rumahnya untuk mengungkapkan perasaan cintaku yang tumbuh sejak duduk dibangku SMP. Dan beberapa lama aku menunggu ia tak kunjung keluar dari rumahnya, tanpa sengaja kulihat seorang lelaki rapih berkemeja sedang duduk bersama wanita disudut rumah. Siaal...!! ternyata wanita itu adalah gadis pujaan hatiku yang ingin baru aku tembak. Melihat itu dadaku terasa sesak dan menyempit, seakan tak percaya. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang kerumah. 

Keesokan harinya tepat di depan gerbang masuk pabrik dimana ia bekerja, aku menemuinya dan menceritakan kejadian yang aku lihat disudut rumah malam itu. Dan memang terbukti apa yang aku pikirkan, bahwa laki-laki malam itu merupakan kekasihnya yang sudah jalan bertahun-tahun, dengan itu ia langusng memutuskan keseriusanku. 

"Sudah dek kita berteman saja"  kata gadis itu, kemudian langsung pergi terburu-buru.

Mendengar itu jantungku berhenti berdetak. Dan urat nadiku rasanya mau putus. Mulutku diam membisu tak ada satu katapun yang terlontar. Ku genggam tanganya dengan mata yang berbinar.

“Aku tidak percaya. kamu katakan sekali lagi. ini bercanda kan? lalu apa arti perhatianku dan kamu selama ini??”  lirihku lembut.
“Sudah kamu pulang saja!” Usirnya dengan suara keras sambil berlalu masuk ketempat kerja.

Malam semakin pekat. Dan kusaksikan awan kelam tanpa bintang yang biasanya temani keindahan. Dirasakan angin malam yang berhembus menggigit kulitku.Menusuk tulang sum-sumku dan mencabik-cabik semuanya. Aku tak bisa tidur! Fikiranku bimbang risau dan segalanya. Tak lama kemudian aku mendapatkan pesan sms darinya.

"Maafkan aku dek tentang sikapku selama ini. Terima kasih juga dengan perhatianmu kepadaku. Aku hanya menganggap kau sebagai teman gak lebih. Aku nyaman denganmu karena kau baik denganku. Tapi aku tak bisa menjadikanmu sebagai kekasihku. Maafkan aku Dek, aku hanya mencintaimu sebagai teman bukan sebagai kekasih. Sekarang aku sudah ada yang memiliki terlebih sebelum kau bertemu denganku kembali. Aku mohon kau cari yang lebih baik dari aku Dek. Kenangan yang kau beri masih aku simpan baik-baik Dek. Lupakan perasaanmu itu kepadaku. Karena Dalam waktu dekat aku akan segera menikah. Maafkan aku sekali lagi dan terima kasih karena kau baik denganku". Isi pesan SMS dari gadis itu.

Hari demi hari, aku masih terpuruk dengan kejadian itu. Kejadian yang sampai saat ini belum bisa aku terima dengan sepenuh hati. Sekali lagi aku tak percaya! Tapi inilah cinta, dalam hitungan detik biasa datang dan hilang. Setiap Malam sebelum aku tidur senyumnya selalu membayangiku dan membuat aku menangis.

Pagi setelah aku bangun tidur ternyata senyum pembawa luka itu membuatku lemas dan menangis lagi. Rasanya aku benar-benar kehilangan separuh jiwaku. Ya tuhan sampai kapan aku seperti ini? Aku tidak tahu….!! sampai Semuanya berlalu dengan waktu yang berjalan. Bidadarikku terimakasih kau telah goreskan luka di hatiku dan ini semua adalah api yang berkobar untuk kekuatan jiwaku.

Malam ini aku sendiri ditemani sepi serta secangkir kopi dan sebatang keretek menenangkanku. Lalu terdengar alunan klasik dari lagu 'Butiran Debu dan Perahu kertas' yang melantun lembut di kehenigan malam. Seberkas pikiranku tenang dan lirih terucap dariku.

“Semoga kau bahagia dan suatu hari, kau pasti merindukanku……” 

Penulis: Kukuh T. Wijiantara. Bekasi, Oktober 2012. Seorang imigran dari surga yang diselundupkan ke Bumi sama ayahku di kamar pengantin.