Minggu, 16 Juni 2013

Gunung Merapi Meletus, Teguran Dan Adzab Dari ALLAH SWT

Mungkin ini adalah sebuah tulisan yang menggambarkan isi hati saya tentang situasi Daerah Istimewa Yogyakarta akhir-akhir ini. Perasaan sedih, kecewa, marah, senang, muak, dan bahagia akan terlukis dalam rangkaian kalimat-kalimat ini. Maaf sekali, di tulisan ini pun akan ada beberapa kalimat yang berakar pada ajaran Agama Islam dan sedikit menyinggung Kejawen. Bukannya SARA, tapi itu karena saya adalah manusia Indonesia yang muslim dan berdarah Jawa. Beribu-ribu maaf!

Pada tanggal tanggal 26 Oktober 2010 yang tidak akan pernah terlupakan bagi masyarakat Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah , gunung merapi meletus dan memuntahkan awan panas setinggi 1,5 kilometer sejak pukul 17.00 untuk sekian kalinya disaat orang-orang selesai beraktifitas seperti biasanya.
Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan ?



 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul :
 “BENCANA ALAM GUNUNG MERAPI”Sebagai tugas Mandiri mata pelajaran sejarah peradaban islam untuk menjadi syarat penilaian tugas Akhir semester satu.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1.      Allah Swt atas rakhmat dan hidayah-Nya.
2.       Bpk. Sungaidi  sebagai dosen tetap fakultas dakwah dan komunikasi      universitas islam negri syarif  hidayatullah.
3.      Kedua Orang Tua kami yang tercinta. Yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis baik motivasi Spritual ataupun bantuan Materil.
4.      Teman-Teman Konsentrasi manajemen Haji dan Umrah yang memberikan semangat dan bantuan bagi penulis.

Dalam penelitian kali ini Penulis merasa banyak kekurangan. Penulis Sangat mengharapkan kritik dan saran dari penguji dan pembaca dalam kelanjutan penelitian ini.
Akhirnya, tiada kata yang dapat kami berikan selain harapan dan terima kasih. semoga Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat meningkatkan keimanan kita menjadi hamba Allah yang mulia.

Penulis
Jakarta, 20 januari 2011


Pendahuluan

Daerah Istimewa Yogyakarta atau  jogja dan seringkali disingkat DIY adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan pulau jawa dan perbatasan dengan provinsi jawa tengah di sebelah utara secara geografis yogyakarta terletak dibagian tengah. Daerah tersebut terkena bencana gunung meletus pada tanggal 26 oktober 2010 yang mengakibatkan korban meninggal dan tidak memiliki rumah.

Gunung Merapi adalah gunung berapi dibagian tangah pulau jawa dan merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam provinsi jawa tengah, yaitu Kabupaten Magelang disisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan di sekitar puncaknya menjadi kawasan nasional gunung merapi sejak tahun 2004.Gunung berapi ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548 ,gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Yogyakarta dan Kota Magelang kota besar terdekat, berjarak 30 km dari puncaknya1. Di lerengnya masih banyak terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak 4 km dari puncaknya. Pleh karena tingkat kepentingannya ini, merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk teraktif.

Subhanallah. . . inilah meletusnya gunung berapi di kota jogja dan magelang, tanpa permisi bertandang dengan segala penuh keperkasaan dan keganasannya , kerugian materi serta harta sulit di kalkulasi , ratusan jiwa terenggut, namun dalam bencana alam yang dahsyat itu, pertolongan allah senantiasa terluhur , penduduk jogja dan magelang sekitarnya masih banyak yang diselamatkan dan memiliki hikmah dan pelajaran bahwa setiap ada ujian pasti ada manfaat dan hikmah dibalik bencana.

Sehingga pada saat itu saya berfikir bahwa Indonesia akan segera berakhir apabila dari masyarakat tidak mau bertawakal  Bencana yang singgah di tanah air sebulan terakhir ini September 2010 bertubi-tubi menghantam berbagai wilayah di tanah air. Ada bencana banjir, longsor, tsunami , bendungan ambrol dan hingga juga meletusnya gunung berapi.
Marilah kita mengingat kembali akan azab yang akan kita terima di akhirat jika kita banyak mengingkari Allah selama di dunia. Tak hanya azab di akhirat, perbuatan maksiat yang kita lakukan juga akan mengundang azab di dunia. Sebagaimana yang dialami kaum Sodom, kaum Tsamud, kaum ‘Aad, dan kaum Saba’, mungkin hal ini jualah yang sedang menimpa ‘kaum Indonesia’, terkhusus ‘kaum Jawa’ ataupun kaum yang sedang menetap di Yogyakarta dansekitarnya.



BAB II
PEMBAHASAN
“GUNUNG MERAPI MELETUS ,TEGURAN DAN ADZAB DARI ALLAH SWT ”
Dan sungguh akan kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah-buahan dan kabarkanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar (Q.S al-Baqaroh : 155)
Daerah Istimewa Yogyakarta atau sering dipanggil “jogja” saja, kini telah bergejolak dan membara gara-gara bencana alam letusan gunung merapi. Tidak seperti sebelum-belumnya, gunung merapi kini bergemuruh melomtarkan isi dapur magma lebih kuat dan berjangka waktu lebih lama. Gunung merapi pun tak segan-segan menurunkan awan panas ke segala arah, termasuk ke wilayah pemukiman warga jogja.Penduduk jogja kini semakin resah . setiap hari mengalami secara langsung bagaimana susahnya hidup gara-gara bencana merapi kali ini. Hampir setiap sore hujan deras mengguyur Jogja, yang mana hal itu mengakibatkan pengungsi-pengungsi harus berdiri karena tikar-tikar di pengungsian sudah seperti kubangan lumpur. Hampir setiap jam Gunung Merapi meletus, yang mana hal itu menekan sisi manusiawi para pengungsi, yakni rasa takut akan mati. Belum lagi kilatan petir menggelempar-gelempar yang menyibak langit kelam Jogja dan menabuh gendang telinga[1].

Betapa panasnya awan yang dimuntahkan oleh Merapi, hingga apabila kita tersapu awan panas, ketika kita menghirup abunya maka paru-paru kita akan layu dan tersumbat, tubuh kita akan mendadak kaku hingga kita tewas seketika. Perumpamaannya sama seperti jika kita memanggang belalang. Wujud awan panas berdasarkan kesaksian saksi mata yang berhasil lolos dari maut adalah berbentuk gumpalan asap putih yang membumbung tinggi dengan warna yang memerah di tengah-tengahnya dan sangat cepat meluncur ke arah mereka. Sebagai insan beriman, tentu kita tak hanya memandang fenomena ini dari segi keilmuan duniawi saja, namun terpikirkah kita bahwa panasnya awan itu tak seberapa dibandingkan panasneraka?

Hadits riwayat Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw bersabda: Api kalian yang dinyalakan anak-cucu Adam adalah sepertujuh puluh dari panas api Jahanam. Para sahabat berkata: Demi Allah, bila sepanas ini saja sudah cukup wahai Rasulullah saw. Beliau bersabda: Sesungguhnya panas api tersebut masih tersisa sebanyak enam puluh sembilan bagian, panas masing-masing sama dengan api ini. (Shahih Muslim No.5077)

Seperti yang kita semua tahu, isi alam semesta ini adalah milik Tuhan YME. Tidak ada satu kekuatan yang mampu menandingiNya. Tidak pernah terjadi suatu pergantian siang-malam di suatu hari tanpa izinNya. Berdasar pemahaman-pemahaman sederhana saya akan bencana alam, saya rasa Jogja itu sebenarnya akan baik-baik saja. Saya berkesimpulan demikian

Berdasar sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW dan saya sangat percaya itu. Dalam ajaran agama saya, umat manusia pasca turunnya kenabian beliau digaransi oleh Allah SWT tidak akan mengalami azab atau hukuman langsung di dunia seperti umat-umat manusia terdahulu. Maka daripada itu, saya bisa begitu tenang menanggapi bencana Merapi di Jogja baru-baru ini. Bukankah kita semua tahu, bencana tsunami di Aceh yang puluhan kali lipat jauh kuat menimpa rakyat Aceh masih menyisakan banyak sekali manusia? Bukankah kita semua tahu tsunami tersebut tidak mampu menghancurkan Aceh?

Dalam bencana alam, banyak korban nyawa itu biasa. Dalam bencana alam, banyak bangunan rusak itu biasa. Akan tetapi, ketika bencana alam sudah menyapa, kita masih lupa kepadaNya, itu baru aneh. Saya itu kadang judeg (bisa diartikan marah, kecewa, dan sedih dirasakan secara bersamaan) dengan prilaku banyak oknum merespon bencana alam di Jogja kali ini. Sewaktu saya keliling ke beberapa pengungsian, saya miris melihat beberapa “bantuan yang tidak ikhlas”. Cukup penamaan saja di wadah bantuan dengan sewajarnya untuk pendataan, tanpa menancapi area pengungsian dengan berbagai bendera-bendera yang besar dan mencolok. Lebih-lebih diberi spanduk yang memakai foto-foto “orang sok dermawan”. Saya prihatin melihat bencana alam yang menimpa rakyat Jogja ini dijadikan semacam “ajang kampanye” oleh beberapa oknum. Saya salut pada ketegasan Sultan HB X yang mengintruksikan area pengungsian “dimerah-putihkan”.

Jadi sebenarnya apa yang menyebabkan gunung meletus begitu gencang di tahun ini banyaknya bencana alam di negara Indonesia mulai dari sumatera aceh, padang, sampai timur Indonesia, gunung merapi meletus ini mengingatkan kepada Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana. Akhirnya Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Sesungguhnya bencana ini teguran allah dari hamba-hambanya dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu , maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah kepadanya.

Marilah kita mengingat kembali akan azab yang akan kita terima di akhirat jika kita banyak mengingkari Allah selama di dunia. Tak hanya azab di akhirat, perbuatan maksiat yang kita lakukan juga akan mengundang azab di dunia. Sebagaimana yang dialami kaum Sodom, kaum Tsamud, kaum ‘Aad, dan kaum Saba’, mungkin hal ini jualah yang sedang menimpa ‘kaum Indonesia’, terkhusus ‘kaum Jawa’ ataupun kaum yang sedang menetap di Yogyakarta dansekitarnya.[2]
 
Kejadian merapi juga pernah terjadi ketika Rosulullah naik ke Gunung Uhud, maka kemuudian entah mengapa gunung uhud mengeluarkan getaran , ternyata getaran tersebut adalah karna rasa kecintaan dan rasa senangnya Gunung uhud terhadap Rosulullah SAW yang telah menaikinya dan kemudian sembari menghentak-hentakan kakinya ditanah, Rosulullah berkata : “Diamlah wahai uhud ! karna diatasmu ada Rosulullah SAW yang menuju kepada dua sahabat yang berada di gunung uhud”. Lantas tenanglah kembali Gunung Uhud mendengar kata-kata rosulullah tadi.Dan cerita diatas menunjukan bahwa semua makhluk Allah itu rindu pada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW
AllahSWTberfirman:

dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"[3].
Sudahkah bangsa ini bersyukur atas nikmat yang demikian banyak dilimpahkan Allah atas tanah ini?

Jika ditilik lebih jauh, rasanya pantaslah Allah menimpakan musibah erupsi Merapi sekarang ini terutama di daerah yang terparah yakni di tanah Keraton (Yogyakarta). Betapa banyak maksiat di tanah ini. Mulai dari pergaulan bebas, hingga paham kejawen yang berkembang pesat di Yogyakarta. Melihat betapa dilupakannya Allah di negeri ini, maka wajar saja rasanya Allah ‘cemburu’ lalu menimpakan bencana yang dahsyat sebagai peringatan bagi kita semua. Pergaulan bebas, seks bebas, praktek syirik, dan segala macam kesenangan-kesenangan ala syaitan bin iblis harus segera kita tinggalkan. Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menukil ucapan ‘Ali bin Abu Thalib ra.: “Tidaklah turun musibah kecuali dengan sebab dosa dan tidaklah musibah diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kecuali dengan bertobat.” (Al-Jawabul Kafi hal. 118)
Maka dari itu, jika kita menginginkan ketentraman dan kesejahteraan dari Allah, tentu kita harus menyikapi bencana ini sebagai pukulan agar kita kembali ke jalan Allah, kembali bersyukur dan senantiasa meng-esa-kan-Nya. Kita harus semakin mendekatkan diri kepada-Nya, bukan justru semakin menduakan Allah dengan menggelar ritual syirik seperti yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Yogyakarta pada senin-8 November untuk menolak bala. Ya, mereka mengadakan upacara adat yang digelar di tugu Yogyakarta, dimulai dengan pertunjukan Tari Srimpi, kemudian menyembelih hewan ternak berupa sapi dan ayam, yang nantinya kepala, kaki, dan ekor dari hewan sembelihan itu ditanam di sekitar Kaliurang, dan dagingnya dibagikan kepada para pengungsi. Na’udzubillahimindzaligh.


Walhasil, Merapi justru semakin parah dan semakin memuntahkan isinya yang tak kunjung mereda hingga hari ini. Semua alasan sains yang coba menjelaskan fenomena ini memang terasa logis, tapi bukan hanya itu alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Kita tak boleh mengabaikan perspektif al-Qur’an. Sebagai orang yang beriman, tentu kita memercayai bahwa Allah-lah penggenggam alam semesta ini, tiada satupun yang mampu berkuasa selain Dia. Maka, ketika bencana datang menghampiri kita, pendekatan pertama yag harus kita lakukan tentu adalah dari sudut pandang aqidah. Tiada satu daunpun yang jatuh dimuka bumi ini yang lepas dari pengawasan Allah, artinya tiada satupun kejadian dimuka bumi ini kecuali karena capur tangan Allah. Maka, instropeksilah diri kita. Seperti apa kita terhadap Allah .

selama ini? Apakah kita termasuk golongan orang beriman yang sabar yng diuji Allah sebagaimana firman Allah SWT
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Atau kita termasuk hamba Allah yang kufur sebagaimana firman Allah:
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushshilat: 51)
Semua berpulang kepada kita, berpulang pada keyakinan dan keimanan kita. Yang pasti, bencana ini adalah teguran dari Allah, maka dari itu, instropeksilah diri kita. Allah hanya mau kita kembali ke jalan yang benar, diinullah tanpa terkotori dengan bid’ah, takhayul, dan khurafat. Allah hanya mau kita istiqomah di jalan yang benar, tanpa terkotori dengan maksiat-maksiat karena terbujuk rayu syaitan. Allah sayang kepada kita, dan semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang selalu mendapat petunjuk hidayah dari-Nya.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Betapa banyak maksiat di tanah ini. Mulai dari pergaulan bebas, hingga paham kejawen yang berkembang pesat di Yogyakarta. Melihat betapa dilupakannya Allah di negeri ini, maka wajar saja rasanya Allah ‘cemburu’ lalu menimpakan bencana yang dahsyat sebagai peringatan bagi kita semua. Pergaulan bebas, seks bebas, praktek syirik, dan segala macam kesenangan-kesenangan ala syaitan bin iblis harus segera kita tinggalkan.
SARAN :
·         Marilah kita mengingat kembali akan azab yang akan kita terima di akhirat jika kita banyak mengingkari Allah selama di dunia.
  • Kehilangan dan sedih, kita harus mengikhlaskannya dan ucapkan inalilahi wa inna ilaihi rojiun
  • Lakukanlah Sholat lima waktu secara terus menerus dan berdoa setiap shalat malam.
  • Bahagia ucapkanlah alhamdullillah










DAFTAR PUSTAKA :
Buku pelajaran Siroh Nabawiyah SMK Al Muhadjirin 57 Kelas XI Al Mhadjirin57 bekasi,   tahun 2007
Buku Pelajaran TAUHID Madrasah Aliyah Kelas XI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2009.

Suara Islam Online.com
www.wikipedia.com



[2]Majalah hidayah
[3]Buku sejarah Nabi SAW

Contoh Surat Undangan Model Terbaru


PENGURUS
Rukun Tetangga 02/RW.10
Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur
KOTA BEKASI



No     : 030/SU/ 02-10/II/2012                
Kepada Yth : Bapak
HAL    : UNDANGAN
Warga RT.02/RW.10

Assalamualaikum Wr.Wb
    Syukur Alhamdulilah, mudah-mudahan seluruh warga RT.02/RW.10 diberikan nikmat iman, sehat walafiat dan murah rezki dari Allah SWT. Amin. Sesuai kesepakatan program reguler warga RT.02, kami pengurus mengajak kembali kepada bapak-bapak untuk hadir pada pertemuan bulanan yang akan diselenggarakan pada.

 Hari/Tanggal          :Sabtu, 12 Februari 2012
    Waktu                : Pk. 20.00 WIB Hingga Selesai
    Tempat               : Di Rumah Bpk Setiyono .
                                Jl. Flores 2 No.65 Perumnas III Bekasi Timur
    Agenda               : -   Arisan
                                 - Ramah Tamah
   
      Karena pentingnya pertemuan tersebut untuk kita semua, kami pengurus mengharapkan kehadiran bapak tepat pada waktunya. Demikian atas perhatian dan kerjasamanya, kami mengucapkan banyak terima kasih
Wassalammu’alaikum Wr.Wb.

Bekasi, 10 Februari 2012
                    Pengurus RT.02/RW.10
                                 



 Kukuh T. Wijiantara
                                Ketua Front Pembela Islam 
Kristen Hindu Budha dan Atheis
   

NB: Bagi Warga yang ikut arisan
berhalangan hadir agar dapat menitipkannya.

Jumat, 14 Juni 2013

Konsep Manusia Di Dalam Al-Qur'an

KONSEP MANUSIA DI DALAM AL-QUR’AN

Oleh: Kukuh T Wijiantara

A. Konsep Manusia Sebagai AL-Basyar.

A. Pengertian dan Konsep Al-Basyar.


Kata Al-Basyar dipakai untuk menyebut semua makhluk Manusia baik laki-laki maupun perempuan, Kata basyar adalah jamak dari kata basyarah yang berarti permukaan kulit muka, wajah dan tubuh yang menjadi tempat tumbuhnya rambut

Dengan memahami konsep manusia dari sudut pandang Penciptanya, diharapkan dapat diambil manfaat yaitu munculnya kesadaran terhadap kebenaran firman-firman Tuhan, yang pada gilirannya membentuk pandangan teosentris.

Dalam Alquran, kata basyar (tanpa menggunakan alif-lam) sebanyak 31 kali, al-basyar (dengan menggunakan alif-lam) sebanyak 5 kali dan basyarain (tanpa alif-lam dalam bentuk dual) sebanyak 1 kali  Dari semua ayat tersebut, khususnya basyar dan al-basyar dapat diklasifikasikan menjadi 6 bagian, yaitu:

•    Menggambarkan Definisi Fisik.

Ada satu ayat yang menyebutkan basyar dalam pengertian kulit manusia, yaitu (Neraka Saqar) akan membakar kulit manusia/lawwahah li al-basyar.
    
“Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu ?, Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak              membiarkan , Neraka Saqar adalah pembakar kulit Manusia” (Q.S  Al-Muddasir : 27-29)

•    Menyatakan Seorang Nabi adalah Basyar.

Ada 23 ayat yang menyatakan bahwa kata basyar dipakai oleh Alquran yang berhubungan dengan dengan Nabi dan kenabian, dan 12 diantaranya menyatakan bahwa seorang nabi adalah basyar, yaitu secara lahiriah mempunyai ciri yang sama yaitu makan dan minum dari bahan yang sama. Antara lain dinyatakan, bahwa para pemuka orang-orang yang kafir dan mendustakan akan menemui hari akhirat: Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu/basyar mitslukum .
  
“Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum. Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi”
( Q.S Al Mu’minun : 33-34).


“Berkata rasul-rasul mereka:"Apakah ada keragu-raguan terhadap Allah, Pencipta langit dan bumi? Dia menyeru kamu untuk memberi ampunan kepadamu dari dosa-dosamu dan menangguhkan (siksaan)mu sampai masa yang ditentukan?" Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga. Kamu menghendaki untuk menghalang-halangi (membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata".   (Q.S  Ibrahim( 14): 10-11) Dan diselanjutnya (Q.S Al-Kahf (18): 110) (QS. Al-Anbiya (21): 3),(QS. 23: 24) ,(Q.S 26: 154 & 186), (Q.S 36: 15), (Q.S 41: 6) dan  (Q.S11: 27).

3.     Menyatakan tentang kenabian

Ayat yang menyatakan kata basyar dipakai oleh Alquran dalam kaitannya dengan kenabian sebanyak 11 buah, antara lain: Tidak wajar bagi seorang manusia (basyar) yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu ia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.

“Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” ” (QS. Ali-Imran (3): 79) Dan diselanjutnya  (Q.S Al An’aam (6): 91), (Q.S Asy Syuura (42): 51), (Q.S Al Muddatsir (74): 31), (Q.S Yusuf (12): 31) (Q.S Al Israa (17): 93-94), (Q.S Al Mu’minuun (23): 34) dan (Q.S Al Qamar (54): 24). al-Thabathaba’i (1972: 275)

Menafsirkan, tidak patut bagi seorang manusia (dalam hal ini Nabi) yang diberikan Tuhan karunia yang berlimpah, lalu memproklamirkan dirinya agar disembah, hanya karena ia diberikan al-Kitab, hikmah dan kenabian.

4.    Menunjukkan Persentuhan Laki-laki dan  Perempuan

Ada 2 ayat yang menyebutkan kata basyar dalam kaitannya dengan per-sentuhan antara laki-laki dan perempuan. Maryam berkata: “Bagaimana mung-kin akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia (wa lam yamsasni basyar) pun menyentuhku, dan akan bukan pula seorang pezina.

“Maryam berkata:"Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusiapun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina.. (Q.S Maryam (19): 20)

Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia.”   (Q.S Ali Imran (3): 47)

5.    Menggambarkan Manusia pada umumnya.

Alquran yang menggunakan kata basyar dalam pengertian manusia pada umumnya sebanyak 5 ayat, antara lain: “Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia” (In hadza illa qawl al-basyar )
  
“ini tidak lain hanyalah perkataan manusia. sebagai ancaman bagi manusia.” (Q.S Al muddatsir : 25 dan 36)


“maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini". (Q.S Maryam: 17 dan 26) 
     
Kebanyakan mufassir tidak mengomentari lagi ayat ini karena sudah sangat jelas kandungannya, namun al-Sayuthi dan al-Mahalli sedikit memberikan penjelasan bahwa ini merupakan rekaman perkataan orang-orang kafir dimana mereka mengatakan sesungguhnya Alquran itu hanya ajaran yang disampaikan oleh manusia biasa. 
menambahkan, bahwa orang-orang kafir mengatakan Alquran itu hanya dikutip dari perkataan orang lain (manusia biasa) saja, bukan kalam Allah sebagaimana dakwaannya (Muhammad). 

6.    Menyatakan proses penciptaan dari tanah

Yang menyatakan arti basyar sebagai proses penciptaan manusia dari tanah ada 4 ayat, antara lain: Di antara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkem-bang biak/basyar tantasyirun .

“Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan; maka siapakah yang akan menunjuki orang yang telah disesatkan Allah? Dan tiadalah bagi mereka seorang penolongpun.  (Q.S Ar Ruum (30): 29)

“Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".  (Q.S Shaad (38): 71) 


“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Q.S Al Hijr (15): 28) 
Dia menciptakan kamu dari tanah, dimaksud adalah basyar (manusia), kemudian menjadi manusia yang terdiri dari daging dan darah yaitu keturunannya yang tersebar di permukaan bumi (al-Naisaburi, 1994: 431)

7.    Menunjukkan manusia akan menemui kematian.

Alquran yang menerangkan kata basyar dalam pengertian semua manusia akan menemui kematian hanya 1 ayat, yaitu: Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (wa ma ja’alna li basyar min qablik al-khuld), maka jikalau kamu (Muhammad) mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.


 “Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad); maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal ?. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan  hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Q.S A Anbiyaa (21): 34-35) 

Menafsirkan ayat ini, Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun, yaitu kekal di dunia selama-lamanya sebelum kamu (Muhammad), maka jika kamu mati apakah mereka akan kekal? Mereka berangan-angan mati lalu hidup lagi setelah itu. Maka Allah menyangkal anggapan itu dengan ungkapan ini dan menjelaskan mereka pun menuju kehancuran, artinya Ia telah menetapkan tidak akan kekal (hidup) seorang manusia pun di dunia ini. Itulah bukti keperkasaan Allah Swt.


B.    Konsep Manusia sebagai Al-Insan

Kata al-ins atau al-insan disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 65 kali, kata al-ins senantiasa dipertentangkan dengan al-jinn (jin), yakni sejenis makhluk halus yang tidak bersifat materi yang hidup diluar alam manusia, dan tidak tunduk kepada hukum alam kehidupan manusia sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an sebagai makhluk diciptakan dari api. Makhluk yang membangkang tatkala diperintahkan untuk bersujud kepada Adam.


Kata al-insan bukan berarti basyar dan bukan juga dalam pengertian al-ins. Dalam pemakaian Al-Qur’an, mengandung pengertian makhluk mukallaf (yang dibebani tanggung jawab) mengemban amanah Allah untuk menjadi khalifah dalam rangka memakmurkan bumi. Al-insan sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Alaq adalah mengandung pengertian sebagai makhluk yang diciptakan dari segumpal darah, makhluk yang mulia sebab memiliki ilmu, dan makhluk yang melampaui batas karena telah merasa puas dengan apa yang ia miliki.
Dalam beberapa surat lain dalam Al-Qur’an, manusia digambarkan sebagai:

•    makhuk yang suka membantah (QS. An-Nahl’ : 4)


“Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.”  (QS. An- Nahl’ : 4)

•    makhluk yang lemah dan hina (QS. A-Nisa’ : 28)


 “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. “ (QS. A-Nisa’ : 28)

•    makhluk yang mudah dipengaruhi oelh sesuatu sehingga lupa kepada Tuhannya (QS. Al-Infithar: 6-8)


 “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.” (QS. Al-infithar : 6)

“dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al-infithar : 8)


•    makhuk yang melampaui batas dan melupakan penciptanya (QS. Al-lsra’ : 67).


“Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, Maka tatkala Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.” (QS. Al-Isra : 67) 


Namun disamping itu, sebagaimana disebutkan diatas bahwa manusia adalah makhluk yang diciptakan untuk memakmurkan bumi, meskipun pernyataan Allah tersebut mendapatkan sanggahan dari para malaikat yang mengatakan bahwa manusia adalah makhuk yang akan banyak menumpahkan darah dan membuat kerusakan dimuka bumi.

Allah SWT telah memberikan keistimewaan kepada manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain, sebagaimana Allah SWT telah menciptakan Adam dari tanah liat, yang kemudian di-tiupkan ruh kepadanya, lantas Allah memberikan kemampuan untuk berbicara (al-bayan) yang menggugah hati dan perasaan, sehingga manusia dalam arti basyar berubah menjadi manusia yang berarti insan yang sanggup menerima Al-Qur’an sebagai petunjuk. Yang semuanya itu mengandung resiko dengan adanya ujian-ujian yang akan menimpanya, baik itu bersifat positif atau negatif.

C.    Kesimpulan Konsep Manusia Sebagai Al-basyar dan Al-insan Dalam Al-quran.


Kata insan dan basyar yang dipakai dalam Alquran untuk sebutan manusia, bukan berarti menunjukkan adanya dua jenis manusia, akan tetapi kata insan dan ba-syar pada dasarnya menunjuk pada manusia yang tunggal dengan bi-dimensionalnya (dua dimensi), dimensi insan pada kapasitas akalnya dan dimensi basyar pada ka-pasitas tindakannya. 


Oleh karenanya, dalam kehidupan sehari-hari, kedua sisi gagasan – pemikiran dan kesadaran – dan tindakan hampir tidak bisa dipisahkan, dan jika karena sesuatu hal gagasan dan tindakan itu dipisahkan, maka terlihat manusia berada dalam konflik kepribadian. Kepribadian yang berada dalam konflik tersebut, seringkali disebut pribadi yang tak seimbang atau berkepribadian ganda, sehingga menimbulkan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan sia-sia. 

Kata basyar dipakai dalam Alquran sangat terbatas, antara lain untuk menunjukkan manusia pada umumnya seperti yang tampak pada fisiknya yang bergantung sepenuhnya pada makan dan minum dari apa yang ada di bumi. 

Dengan melihat konteks penggunaan kata basyar dalam Alquran, maka dapat disimpulkan bahwa sebetulnya kata basyar menunjukkan pengertian manusia dalam hubungannya dengan perbuatan yang melibatkan tubuhnya, yang tampak pada luarnya, yang bergerak dan berjalan-jalan. 

Manusia secara fisik tumbuh kuat karena makan dan minum dari apa yang ada di bumi ini, sehingga manusia mempunyai kekuatan untuk merealisasikan kehendak dan keinginannya. Maka bila diteliti dari arah ini, sebetulnya manusia merupakan bagian dari alam materi, dan oleh karena itu ia tunduk dan patuh pada kehendak dan hukum-hukum alam atau sunnatullah.

Aku Ingin Kembali Ke Alam-Mu

Memang benar apa yang dikatakan Soe Hok Gie bahwa orang seperti kita tak pantas mati di tempat tidur... 
Kita tak pantas mati dalam keadaan nyaman tanpa perjuangan... 
Tuhan terlalu cinta pada kita karena dia selalu mengajarkan tentang kita arti perjuangan...

Ku ingin selalu kembali pada alammu Tuhan...
Alam yang terlalu indah yang kau berikan pada kami hambamu... 

Kuingin kembali dibuai oleh lembutnya angin yang memberikan kedamaian.... 
Tersandarkan di bebatuan melepas letih yang selalu menggoda... 
Dijaga oleh rindangnya pepohonan...
Terjaga oleh indahnya bintang-bintang dan disinari indahnya sinar bulan... 

Aku pun ingin selalu ditampar oleh perihnya badai... 
Terbakar oleh teriknya matahari... 
Disayat dan mengigil oleh dinginnya malam-Mu... 
Dan tersiksa oleh letih yang meraja...

Tuhan aku ingin kembali ke alam-Mu...

Kamis, 13 Juni 2013

Pengertian Ilmu Komunikasi Menurut Para Ahli

Oleh: Kukuh T Wijiantara

Pengertian Ilmu Komunikasi Menurut Para Ahli.

Istilah komunikasi dari bahasa Inggris communication, dari bahasa latin communicatus yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.

Menurut lexicographer (ahli kamus bahasa), komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya. Webster’s New Collegiate Dictionary edisi tahun 1977 antara lain menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku.
Ilmu komunikasi sebagai ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner, tidak bisa menghindari perspektif dari beberapa ahli yang tertarik pada kajian komunikasi, sehingga definisi dan pengertian komunikasi menjadi semakin banyak dan beragam. Masing-masing mempunyai penekanan arti, cakupan, konteks yang berbeda satu sama lain, tetapi pada dasarnya saling melengkapi dan menyempurnakan makna komunikasi sejalan dengan perkembangan ilmu komunikasi.

Hovland, Janis & Kelley:1953
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. Maksud dari pengertian ini bahwa penyampaian tidak hanyalah secara bahasa atau ucapan tetapi juga menggunakan symbol symbol. Contohnya : rambu lalu lintas dll.

Berelson dan Stainer, 1964
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?)

Lasswell, 1960
Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.

Menurut Barnlund, 1964
Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.

#Semoga Bermanfaat Yah !!

Kisah Menyentuh Ibu Tua

Oleh: Kukuh T Wijiantara, dikutip dari buku.

Konon pada jaman dahulu, di Jepang ada semacam kebiasaan untuk membuang orang lanjut usia ke hutan. Mereka yang sudah lemah tak berdaya dibawa ke tengah hutan yang lebat, dan selanjutnya tidak diketahui lagi nasibnya.

Suatu ketika ada seorang anak yang membawa orang tuanya (seorang wanita tua) ke hutan untuk dibuang. Ibu ini sudah sangat tua, dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Si anak laki-laki ini menggendong ibu ini sampai ke tengah hutan. Selama dalam perjalanan, si ibu mematahkan ranting-ranting kecil. Setelah sampai di tengah hutan, si anak menurunkan ibu ini.

"Bu, kita sudah sampai",kata si anak. Ada perasaan sedih di hati si anak. Entah kenapa dia tega melakukannya.

Si ibu , dengan tatapan penuh kasih berkata:"Nak, Ibu sangat mengasihi dan mencintaimu. Sejak kamu kecil, Ibu memberikan semua kasih sayang dan cinta yang ibu miliki dengan tulus. Dan sampai detik ini pun kasih sayang dan cinta itu tidak berkurang. Nak, Ibu tidak ingin kamu nanti pulang tersesat dan mendapat celaka di jalan. Makanya ibu tadi mematahkan ranting-ranting pohon, agar bisa kamu jadikan petunjuk jalan".

Dan si anak tersebut pun diam membisu, entah karena dia tersentuh dengan perkataan ibunya barusan, si anak pun langsung memeluk erat ibunya dan mengurungkan niat tersebut.

Negeri Sebuah Kapal

Semalam saya bermimpi berada pada sebuah kapal paling megah dan mewah yg pernah ada. Terbuat dari berbagai bahan logam pilihan yg hanya sangat kuat, tetapi lebih jg berharga dari emas. Mata saya dgn cepat menangkap orang-orang kelas atas yg dihormati serta para pegawai dan pembatu yg menjadi pelayan kapal. Perjalanan yg harus dilalui kapal megah tersebut tidak selalu mulus. Kadang badai besar menghempas, tetapi sejauh ini tak cukup terus menahan kapal yg terus melaju membelah samudra. Hingga entah siapa yg memlulai, ternyata bahan dasar kapal yg begitu mahal menggoda orang2 diatasny untuk menggrogoti dindingnya.

Mereka mengorek sedikit demi sedikit. Semakin hari semakin banyak penumpang yg menambah materi kekayaan mereka. Petugas keamanan kapal dan bbrapa penumpang lain sebenarnya tahu kejahatan terselubung itu. Namun tidak mudah mencari bukti karena dilakukan dikamar masing masing. Beberapa kelompok kecik yg resah tdk bisa berbuat apa-apa, yg lebih berbahaya sebenarnya aktivitas penumpang yg tinggal di pinggiran lambung kapal. Siang malam mereka tak henti-henti mengorek bagian tersebut. Karena disisi inilah terkandung logam mulia yg paling tebal. Padahal resikonya jika bagiab lambung kapal menipis maka kapal akan bocor dan bisa tenggelam kapan saja.

Kejadian ini berlangsung berpuluh-puluh hari hingga kapal mulai mnghadapi ancaman serius. Tetapi berbagai hiburan menarik yg di seselingi pertunjukan sulap sering mmbuat semua penghuni kapal lupa pd keadaan gawat itu, bahkan akhirnya terbiasa, mereka hanya bisa berharap semoga kapal bisa mencapai daratan.

Benarkah tidak ada penegak hukum dikapal itu ? “ternyata ada”. Saya melihat seorang nenek ditangkap dan dipenjara karna mencuri sisa coklat milik orang kaya yg tidak dihabiskannya. Kali ini seorang remaja ditahan atas tuduhan mencuri “sandal butut”. Seorang pelayan ditahan karna dianggap mencuri piring milik majikan. Bahkan , seorang ayah dijebloskan dalam ruangan yg disulap mnjadi penjara dadakan hanya karena men-charger ponselnya di lorong kapal tanpa izin dan dianggap mencuri listril. Semua petugas kapal megah itu tampak sibuk mengadili orang-orang kecil. Hingga akhirnya mereka kehabisan waktu dan tenaga unk mengurus hal-hal besar.

Sementara itu kapal terus digerogoti, dindingnya semakin menipis dan semakin sering oleng. Perjalanan mimpi yg tidak biasa itu mengantarkan kesebuah dialog.  Seorang penumpang bertanya pada petugas “mengapa tidak ada yg bergerak”, padahal aktivitas menggorgoti kapal itu sangat membahayakan kehidupan seluruh penghuni kapal. Tapi diluar kecemasan saya, beberapa hari ini suara helikopter semakin sering terdengar, membawa pergi bbrapa penumpang dan berpeti-peti hasil jarahan mereka. Saat situasi semakin kritis, saya melayangkan pandangan ke ruang nahkoda. Hampir-hampir menangis karena panic dan tak sanggup membayangkan akhir tragis yg mengancam kendaraan semewah ini.

Pada pundak sang nahjoda terletak satu-satunya harapan. Sebab, ditengah lautan ini, hanya sosoknya yg memiliki wewenang untk mengambil langkah2 darurat demi menyealamtkan kapal. Sementara genangan air perlahan tapi pasti mulai menerobos dinding kapal yg berlubang disana sini, semakin lama semakin tinggi. Menimbulkan kepanikan.

           Suasana berangsus-angsur riuh dgn jerit dan tangisan orang2 yg berlarian. Saya menanti. Terus sang nahkoda bertindak. Tetapi sebelum saya tahu apa yg kemudian dilakukan sang nahkoda, mendadak saya terbangun. Hanya sebuah mimpi, tetapi air di sudut-sudut mata saya masih tersisa.

#Kukuh T Wijiantara. Tulisan ini diangkat dari mimpi saya di malam itu, beberapa waktu lalu. (Dibuat pada tanggal 15 Desember 2011).

Selasa, 11 Juni 2013

Sanggupkah Tuhan Menerima Musibah

Sudah lama aku tidak bertemu Mbah Maridjan, dikarenakan aku harus pergi ke luar kota menuntut ilmu. Setelah gempa di Jogja yang membikin hati miris itu, pesantren tempat aku belajar libur, semua santri disuruh pulang. Aku segera teringat Mbah Maridjan, bagaimana kabar orang tua itu yang dulu sering mengajari aku filsafat Jawa.

Tergopoh2 aku menemui Mbah Maridjan, kucari tadi di rumahnya beliau tidak ada. Setengah berlari aku menyusuri pematang sawah yang masih agak basah, sambil sesekali menghirup aroma batang padi yang merasuk. Kata tetangga Mbah Maridjan, beliau sering menyendiri di gubug di tengah sawah kalau sore2 begini. Dari jauh sudah kulihat gubug kecil beratapkan daun kelapa dan damen ( batang padi kering). Setelah dekat, kulihat Mbah Maridjan yang sedang menyalakan rokok lintingannya. Baunya menyengat, tetapi segar apalagi ditambah suasana sore yang semilir.

“ Mbah, Mbah, bagaimana ini Mbah, musibah datang silih berganti, sepertinya sudah waktunya kita melakukan tobat nasional. Mbah Maridjan malah tenang2 saja”

“ Musibah itu bisa jadi rahmat, sebagaimana rahmat juga bisa jadi musibah. Ini hanya kejadian alam biasa Le.”

“ Gimana sih Mbah, musibah ini peringatan dari Tuhan Mbah atas dosa2 kita, sekaligus juga ujian apakah kita tabah menghadapi musibah.”

“ Tuhan pun tak sanggup menerima musibah, Le”

Aku seperti ditampar langsung di otakku, apa pula maksud Mbah Maridjan ini. “ Hhhmm, maksud Mbah Maridjan…?”
“ Tuhan itu Le, baru diduakan saja sudah marah2, baru perintahnya tidak dilaksanakan saja sudah ngirim bencana, lha piye…Tuhannya saja nggak tabah, ciptaannya bisa lebih gak tabah lagi”

“ Sebentar2, aku masih tidak mengerti apa maksud Mbah Maridjan.”

“ Kamu ini pancen bodho Le, kamu ingat kisah Adam dan Hawa, yang dikeluarkan dari surga hanya karena makan buah Khuldi yang terlarang itu, itu kan kesalahan sepele, tapi Tuhan marah, terus Adam dan Hawa ditundung dari surga. Terus kamu ingat kisah Iblis dan Adam, Iblis disuruh menghormati Adam, suruh sujud di depan Adam, lha wong Iblis itu pinter, ya dia nggak mau, dia hanya mau sujud dan hormat kepada Tuhan, lagi2 Tuhan marah, purik, akhirnya Iblis dilaknat. Ingat pulakah kau tentang Sodom dan Gomora, hanya karena homoseksualitas saja seluruh kota dihancurkan. Tuhannya saja kurang dewasa, jangan pula salahkan umatnya kalau kekanak2an. “

Aku hanya bengong, mendengarkan tutur kata Mbah Maridjan yang mengalir sambil mengepulkan asap rokok kretek di jari2 tangannya. Sungguh2 gila Mbah

Maridjan ini, berani2nya menggoyang tahta diktatur Tuhan.

“ Aceh sudah lebur, Jogja sudah hancur, Merapi njeblug, kita harus lebih banyak berdoa Mbah Maridjan, supaya Tuhan mengampuni dosa2 kita.”

“ Hahahahahaha…………………..”

Mbah Maridjan tertawa terkekeh2, sampai terbatuk2, sambil melihat dengan pandangan lucu kepadaku.

“ Kamu ini Le, produk jaman modern koq berpikirnya idiot kaya gitu. Kalau banyak orang berdosa, dosa mereka kan kepada alam dan sesama manusia. Minta ampun lah kepada alam, dengan merawat mereka dengan baik, menjadi bagian dari alam bukan malah memperkosanya. Minta ampunlah kepada manusia2, berhenti korupsi, bantulah para fakir miskin, peliharalah yatim piatu, jalankan negara dengan jujur dan bersih. Itu yang namanya mohon ampun, kalau mohon ampunnya cuma sama Tuhan, kamu malah akan ditertawakan sama Dia.”

“ Ya, tapi Mbah Maridjan, kita perlu pertolongan Tuhan untuk bisa lepas dari derita ini.”

“ Percayalah Le, Tuhan itu egois. Kita harus membantu diri kita sendiri, kamu boleh minta tolong sampai air matamu habis, tapi kalau kamu tidak memperbaiki dirimu sendiri, ya percuma. Lihat itu orang Jepang, kena gempa mereka itu, tapi terus mereka belajar, bikin gedung dan rumah yang tahan gempa. Lihat orang Belanda, kena banjir banding mereka itu, tapi mereka bangkit, bikin dam2 raksasa, sekarang selamatlah mereka dari petaka banjir. Lihat orang2 Eropa, dikaruniai penyakit pes, sampai separuh penduduknya mati, tapi mereka memperbaiki diri, dan hidup sehatlah mereka sekarang. Bencana itu untuk dipelajari, bukan untuk disesali.”

Dongkol hatiku bukan main sama Mbah Maridjan, dari dulu dia selalu bisa membolak-balik perpektif. Dan dia sudah berani mempermainkan syaraf otakku sekarang, tapi aku berusaha menguasai diriku.

“Mbah, kita ini manusia yang egois. Tuhan telah menciptakan alam dengan sempurna, dan menitahkan kita sebagai kalifahnya di dunia ini. Kitalah yang telah tidak sanggup memegang amanat Tuhan itu.”

Mbah Maridjan kembali meringis, seolah mengejek. Matanya yang kecil bulat itu menatap jauh ke hamparan sawah di depannya.

“ Oalah Le, kalau mau jujur sih. Karena konsep Tuhan itu diejawantahkan oleh manusia yang egosentris, akhirnya manusia tambah kelihatan egois. Seharusnya kau yang sekolah itu tahu hal kayak gitu, dan itu pandangan antroposentrismu, kuno sekali cara berpikirmu Le. Manusia itu bagian alam Le, bukan penguasa alam.”

“ Ya biarin Mbah, pandangan antroposentris kan lebih baik daripada percaya hal2 mistis kaya sampeyan, ada Nyi Roro Kidul, Tombak Kiai Plered, Kebo Kiai

Slamet hahahaha………., kebo koq dianggep kiai.”

“ Lho siapa bilang Mbah percaya sama Nyi Roro Kidul, Nyi Roro Kidul itu kan cuman mitos Le, para kawulo cilik seperti kita ini kan sering ditipu sama para penggede2 istana. Raja2 Mataram jaman dulu malu karena di Segoro Lor (Laut Jawa= red) mereka kalah dengan tentara Kumpeni Walanda dan tentara Portugis, jadi mereka menghibur diri dengan menciptakan mitos Nyi Roro Kidul, seolah2 mereka masih menguasai Segoro Kidul (Samudra Hindia= red), memperistri penguasa Segoro Kidul. Cilokone, kita semua percaya adanya Nyi Roro Kidul, kekuatan pusaka2, kita ini memang bodho koq Le, wis bodho mbodhoni wong mesisan.”

Lagi2 Mbah Maridjan bikin aku klenger, dia bilang dia tidak percaya Nyi Roro
Kidul, ngoyoworo (mengada2) saja Mbah tua satu ini.

“ Mbah, musibah demi musibah ini menyelimuti kita, kita harus bergerak
Mbah.”

“ Simbah di sini saja Le, mengabdikan diri untuk penduduk Merapi. Kamu yang masih muda yang harus bergerak, sadarkan orang dari tidurnya, sadarkan orang dari sikap fatalis menghadapi musibah. Sudah sana, belajar yang bener, santri kalau kerjaannya main PS terus ya kayak kamu ini jadinya. Ilmune nggedabus, pangertene mbladhus. Belajar sana bagaimana mengatur bantuan yang tepat guna dan tepat sasaran, jangan hanya kitab kuning kau pelajari, kitab putih pun harus kau pelajari, dan jangan lupa sekarang banyak kitab digital yang bisa dipelajari.“

Sambil menggerakkan tangannya menyuruh aku pergi, Mbah Maridjan merogoh sakunya, dikeluarkannya selembar duit 50 ribu.

“ Ini hanyalah lembaran 50 ribuan Le, kuserahkan padamu. Duit ini akan benar2 jadi milikmu kalau kamu memberikannya kepada yang membutuhkan, banyak itu sepanjang kaki Merapi.”

Dilemparkannya duit itu kepadaku, aku mengambilnya sambil bingung memikirkan apa maksud kata2 Mbah Maridjan yang terakhir tadi.

Dikutip dari buku : Ziarah Ke Makam Tuhan, (M. Amin).