Rabu, 18 Desember 2013

Aku Ingin Kembali ke Alam-Mu


Memang benar apa yang dikatakan Soe Hok Gie bahwa orang seperti kita tak pantas mati di tempat tidur. Kita tak pantas mati dalam keadaan nyaman tanpa perjuangan. 

Tuhan terlalu cinta pada kita karena dia selalu mengajarkan tentang kita arti perjuangan. Ku ingin selalu kembali pada alammu Tuhan. Alam yang terlalu indah yang kau berikan pada kami hambamu. 

Kuingin kembali dibuai oleh lembutnya angin yang memberikan kedamaian. Tersandarkan di bebatuan melepas letih yang selalu menggoda. Dijaga oleh rindangnya pepohonan. Terjaga oleh indahnya bintang-bintang dan disinari indahnya sinar bulan. 

Aku pun ingin selalu ditampar oleh perihnya badai. Terbakar oleh teriknya matahari. Disayat dan mengigil oleh dinginnya malam-Mu. Dan tersiksa oleh letih yang meraja.

Tuhan aku ingin kembali ke alam-Mu.

Sabtu, 14 September 2013

"Apa sih ruginya kamu percaya Tuhan"




Beberapa waktu lalu, Disela-sela kehadiran untuk show di kantin Pujasera POLBAN, Pidi Baiq yang akrab disapa "Surayah" sempat bercerita didepan Penduduk Negara Kesatuan The PanasDalam:

Aku punya seorang teman yang mungkin kurang percaya adanya Tuhan. Suatu saat dia melihat aku sedang shalat, rupanya dia mempertanyakan keimanan saya.

Dia bilang padaku : "Heh Pidi !!! Bagaimana kalau pas kau mati ntar, lalu Tuhan yang kau imani itu ternyata tidak ada??”


Kemudian aku jawab : "Kalau aku mati, ternyata Tuhan itu tidak ada, maka saat itu tinggal aku buang saja keyakinan aku itu. Tinggal gitu aja, repot amat. Sekarang aku tanya kau balik, kalau pas kau mati ternyata Tuhan itu ada, kau mau pinjam keyakinan ke siapa nanti ???” (semua tertawa)

Lebih baik aku bawa uang sebanyak-banyaknya ke atas gunung. Masalah di puncak sana nanti ada toko apa enggak, ya biarin aja, itu urusan nanti, ga rugi kan ? Di akhir percakapan sama dia, aku bilang aja : "Apa sih ruginya kamu percaya Tuhan."

Divisi Gerakan Panasdalam Merdeka



1. Majelis Tengik adalah salah satu divisi Gerakan PanasDalam Merdeka yang punya tagline, "Ketika Bacaan dan Film diadili oleh manusia-manusia tengik".


Adapun agenda Majelis Tengik setiap Bulannya yaitu bedah buku dan film, dimana setiap anggota majelis wajib kena giliran sebagai pembedah. Genre buku & film yang di bedah di Majelis Tengik beraneka ragam. Dari mulai Sastra, Romantisme, Komedi sampai Filsafat. Bertempat di Jl. Cemara 1 No. 26 Cipaganti bandung.





2. Radio GPM adalah salah satu divisi dari Gerakan PanasDalam Merdeka (GPM), Radio yang enggak perlu show di Tivi. 

Radio yang Punya jadwal mengudara tiap hari senin dan kamis, jam 7 s/d 12 dimalam yang teduh. Siaran bersama Pidi Baiq (Imam Besar The PanasDalam) dan kawan-kawan lainnya.



3. "RUMAH PENAMPUNGAN ANAK BOLOS SEKOLAH" Merupakan juga salah satu divisi dari Gerakan Panasdalam Merdeka. Adapun tujuannya untuk Melayani curhat remaja, konsultasi PR yg merepotkan, pendampingan menghadapi guru BP/Kepsek/ortu dll.

Fasilitas: Game, Meja Billiard, Kartu domino, Papan skateboard, AC, Perpustakaan, Internet, dll.

Untuk mahasiswa/i yang mau mengerjakan skripsi/TA sambil makan kue, bisa datang juga ke jalan Cemara 1 no 26, Bandung. Gratis. Semuanya Gratis! 


Jepretan Pribadi: "Festival Kesenian di Pasar Ngasem, Jogja"


Festival Kesenian Yogyakarta di Pasar Ngasem Lama merupakan acara yang diselenggarakan tiap tahun sekali. Kendati Festival tersebut kecil dan sederhana, tapi selalu dinanti masyarakat.



Mbak Jamu yang cantik menjadi incaran para pengunjung setelah capek memutari area Festival. "Minum jamu mas...! agar badan sehat dan segar..." Kata mba cantik penjual jamu tradisional. (Jepretan Bulan Juli, 2013)

Jepretan Pribadi : "Festival Budaya Kotagede, Yogyakarta"

 1.


Festival Budaya Kotagede (FBeKa) 2013 yang digelar selama 3 hari, 13-15 September. Tahun ini mengambil tema 'Kejayaaan Sultan Agung' dimana kegiatan ini merupakan kerjasama pemerintah dengan masyarakat sebagai upaya pelestarian budaya. Pembukaan festival ditandai dengan pawai budaya yang mengangkat karya budaya Sultan Agung, Jumat (13/9) di Lapangan Karang, Kotagede, Yogyakarta. 

2.


Kegiatan utama lainnya, penyelengggaraaan Sarasehan Budaya Kotagede pada 14 September yang mengangkat tema 'Kejayaan Sultan Agung'. Sedangkan kegiatan pendukung meliputi Jelajah Pusaka Kotagede, pameran, pentas seni, pasar seni, dan berbagai jenis lomba.


3. 

festival ini berupa Pawai Alegoris 'Kejayaaan Sultan Agung' pada 13 September dengan membawa berbagai karya budaya Sultan Agung seperti penanggalan Jawa, Sastra Gendhing, Uba Rampe Kerajaan, replika pusaka, Duaja Meriam Poncowura dan sebagainya, yang diiringi bregada inti dan bregada pendukung.



4. 

Dasar pemikiran mengambil tema sejarah dan budaya karena Kotagede bekas ibukota Mataram Islam yang kadang dilupakan. Padahal Mataram merupakan kerajaan ke-3 terbesar setelah Sriwijaya dan Majapahit.

5. 


Duaja Meriam Poncowura sebagai karya budaya Sultan Agung.


6. 


Pawai Alegoris 'Kejayaaan Sultan Agung' pada 13 September dengan membawa berbagai karya budaya Sultan Agung seperti penanggalan Jawa, Sastra Gendhing, Uba Rampe Kerajaan,dan replika pusaka


7.



Kotagede merupakan bagian dari sejarah Mataram Kuno. Kotagede bekas ibukota Mataram Islam yang kadang dilupakan. Padahal Mataram merupakan kerajaan ke-3 terbesar setelah Sriwijaya dan Majapahit. 

Kamis, 12 September 2013

The Apple Family And The Ragunan Family

Istilah yg cukup menarik yg tiba tiba terlintas di kepala saya saat jam di tangan saya menunjukkan ± pukul 14.00 di sebuah tempat nongkrong anak muda zaman sekarang. Istilah tersebut muncul ketika saya melihat sebuah keluarga muda, ayah, ibu, dan seorang anak laki laki mungkin sekitar 5 tahun. Awal`a mereka terlihat seperti kelurga pada umumnya. Cukup bahagia menghabiskan waktu sore hari bersama, persis seperti gambaran umum sebuh keluarga ideal yang sring kita lihat di televisi maupun iklan iklan KB... hahahaha

Sayangnya gambaran itu buyar dan hilang seketika setelah mereka selesai menghabiskan pesanan makanan yang mereka pesan. Sang ibu langsung mengeluarkan Iphone dan asyik sendiri, sang anak lalu latah ikut bermain Ipod dan sang ayah tak lama kemudian mengeluarkan Ipad-nya, mereka semua asyik pencet sana sini dengan gadget-nya masing masing. Tak sepatah kata pun di lontarkan setelahnya. KASIHAN

Terlepas dari cerita tapi tetap berhubungan. Di satu hari, saya melihat satu keluarga dengan 2 anak berjejalan di atas sepeda motor. Anak paling kecil duduk di depan, bapaknya mengemudikan motor RX-king yg baik jalannya (hehehe), anak yang besar di apit oleh ibu dan bapaknya, dan ibu-nya di belakang. Cukup repot juga karena membawa perlengkapan anak dan bekal. Saya yang melihat dari motor yang saya kemudikan membayangkan sepertinya sengsara sekali kondisi seperti itu.

Tapi apakah emang iya, mereka sengsara???? Kok kaya`a enggak ya. Yang saya lihat, si anak pertama berkali kali menengok ke ibunya seakan akan bercerita tantang apa saja yang akan di lihatnya anti begitu sampai di ragunan. Sementara anak paling kecil yang duduk di atas tangki bensin badan-nya bergoyang goyang kegirangan tidak sabar sambil ayahnya cuma bisa tersenyum dengan (saya yakin sekali) perasaan bangga karena bisa membawa keluarganya rekeasi. Ada satu moment dimana mereka semua tersenyum, dan itu adalah senyuman paling tulus yg pernah saya lihat. Langka (kalo saya bawa kamera, pasti saya foto trus saya masukin ke iklan senyum Rinso) hehe. Kalo boleh hiperbola sedikit lagi, jika itu adalah sebuah adegan film, adegan itu pasti akan di Slow Motion efek.

Perbandingan kedua kejadian itulah yang membuat saya berfikir. Apakah modernisasi telah mengikis nilai nilai keluarga? “The Apple Family” memang tipikal keluarga modern yang sadar gadget dan super dupr hi-tech, tapi mereka kehilangan senyuman dan kehangatan yang di miliki oleh “The Ragunan Family”. Sang ayah bisa menikmati waktu di Ragunan tanpa harus Update Twitter bilang “Lagi Taking The Kids To The Zoo necchh”, sang ibu bisa jeprat jepret kamera sana sini tanpa harus repot edit foto untuk di upload. Sang anak bisa bermain dengan burung asli, bukan ANGRY BIRD. Life would be a lot easier...Lucu, bukankah tekhnologi ada untuk mempermudah hdup manusia?? Tapi yang terjadi malah sebaliknya...

Sebuah contoh lagi, sekarang berkat instant messaging kemampuan dasar manusia dalam bersosialisasi yaitu bicara, menjadi tumpul. Orang membiasakan diri berkomunikasi dengan tulisan. Saking terbiasanya, untuk menelfon ajj males dengan dalih ga ada pulsa . Menurut saya pulsa masih jauh lebih murah dibandingkan dengan experience mendengar pacarmu berkata sayang langsung dari mulutnya atau bahkan mendengar tangisannya ketika kalian putus..hihihi..... experience hidup itulah yang mahal. Berkat kecanggihan tekhnologi, karakter seperti ; ) bisa menggantikan sebuah senyuman. Padahal sejatinya manusia di ciptakan berbeda beda. Termasuk senyumannya berbeda beda juga. Huruf BESAR SEMUA atau karakter :-L x( ~x( bisa menjadi indikasi bahwa kita marah. Lalu untuk apa kita d beri otot muka kalo tidak pernah di pakai??? Kita semua berubah menjadi robot dengan gaya hidup kita yang semakin modern. Robot tidak perlu sekitar. Robot punya dunia-nya sendiri. Robot INDIVIDUAL.

Ambil remote hidup anda, tekan tombol pause dan lihat...
apakah anda termasuk “The Apple Family” atau “The Ragunan Family”...?? 

Sekilas Profile Arlodia Band


Arlodia adalah sebuah band aliran rock berasal dari Kota Bekasi. Diambil dari bahasa latin Arlodia yang berartikan "Keberuntungan" telah memiliki 9 lagu dalam sebuah album bertajuk "ISI HATI" dan sudah masuk penjualan di toko musik. 

Berdiri sejak Maret 2010, Arlodia yang merupakan terdiri dari lima personil yakni: Nina (Vokal), Ale (Gitar), Danu Fattah (Bass), Fauzan (Ryhtm), Wiliam (Drum) tersebut. Pernah melakukan promo OFF AIR dan ON AIR di berbagai kota besar baik TV dan Radio. Arlodia sering kali menjadi pengisi acara di ulang tahun berbagai daerah seperti Gianyar Bali, Bandar lampung, Cirebon, Depok, Makassar, Banjarmasin, Kuningan Jawa Barat, dll.

Disamping itu, Arlodia pernah mendapat sebuah penghargaan sebagai The Best Performance, The Best Gitarist, The Best Bassist yang diselenggarakan oleh salah satu produk rokok ternama di Indonesia. Bahkan di bulan Juli 2012 lalu, Arlodia mendapatkan sertifikat 10 besar favorite label dalam salah satu ajang kompetisi musik di Banjarmasin yang juga diselenggarakan oleh produk rokok tersebut. 

Di tahun 2013 ini, Arlodia baru saja mengeluarkan single dan video klip-nya berjudul “Tanda Merah”, adapun lagu tersebut terinspirasi kasus selebriti Ardina Rasti dengan pasangannya Eza Gionino. 

Selebihnya, Arlodia saat ini yang berada di bawah naungan Positif Art Management yang mana telah melahirkan beberapa talent yaitu: Wali, Kangen Band, Hello Band, T2, Lilis Karlina dan penyanyi besar lainnya, Arlodia tersebut juga menyuguhkan musik yang mengajak orang untuk hidup dalam suasana hati antara lain dengan lewat lagu : Sebatas Mimpi, Lupakanlah, Pergilah, Semangatkan Lagi dll.

Salah Satu Koleksi Foto Arlodia:

Penampilan Nina (Vokalis Arlodia) saat membawakan lagu "Tanda Merah" di atas panggung Inbox dalam rangka merayakan ulang tahun SCTV ke 23 di ITC Cipulir, Keb. Lama, Jakarta Selatan. Nina sang vokalis memang kerap dikenal sebagai seorang solois handal, intonasinya kerap mengingatkan kita pada beberapa lady rocker era 80-an.

Dengan kemasan lirik dan musikalitas yang pas, Nina yang mengidolakan Inka Christie, Nike Ardila, Nicky Astria, serta Celine Dion dan Amy Lee (EVANESCENCE) ini acapkali membuka gerbang musikalitas ARLODIA dalam sebuah rasa kepenasaran.