Rabu, 18 Desember 2013

Aku Ingin Kembali ke Alam-Mu


Memang benar apa yang dikatakan Soe Hok Gie bahwa orang seperti kita tak pantas mati di tempat tidur. Kita tak pantas mati dalam keadaan nyaman tanpa perjuangan. 

Tuhan terlalu cinta pada kita karena dia selalu mengajarkan tentang kita arti perjuangan. Ku ingin selalu kembali pada alammu Tuhan. Alam yang terlalu indah yang kau berikan pada kami hambamu. 

Kuingin kembali dibuai oleh lembutnya angin yang memberikan kedamaian. Tersandarkan di bebatuan melepas letih yang selalu menggoda. Dijaga oleh rindangnya pepohonan. Terjaga oleh indahnya bintang-bintang dan disinari indahnya sinar bulan. 

Aku pun ingin selalu ditampar oleh perihnya badai. Terbakar oleh teriknya matahari. Disayat dan mengigil oleh dinginnya malam-Mu. Dan tersiksa oleh letih yang meraja.

Tuhan aku ingin kembali ke alam-Mu.

Sabtu, 14 September 2013

"Apa sih ruginya kamu percaya Tuhan"




Beberapa waktu lalu, Disela-sela kehadiran untuk show di kantin Pujasera POLBAN, Pidi Baiq yang akrab disapa "Surayah" sempat bercerita didepan Penduduk Negara Kesatuan The PanasDalam:

Aku punya seorang teman yang mungkin kurang percaya adanya Tuhan. Suatu saat dia melihat aku sedang shalat, rupanya dia mempertanyakan keimanan saya.

Dia bilang padaku : "Heh Pidi !!! Bagaimana kalau pas kau mati ntar, lalu Tuhan yang kau imani itu ternyata tidak ada??”


Kemudian aku jawab : "Kalau aku mati, ternyata Tuhan itu tidak ada, maka saat itu tinggal aku buang saja keyakinan aku itu. Tinggal gitu aja, repot amat. Sekarang aku tanya kau balik, kalau pas kau mati ternyata Tuhan itu ada, kau mau pinjam keyakinan ke siapa nanti ???” (semua tertawa)

Lebih baik aku bawa uang sebanyak-banyaknya ke atas gunung. Masalah di puncak sana nanti ada toko apa enggak, ya biarin aja, itu urusan nanti, ga rugi kan ? Di akhir percakapan sama dia, aku bilang aja : "Apa sih ruginya kamu percaya Tuhan."

Divisi Gerakan Panasdalam Merdeka



1. Majelis Tengik adalah salah satu divisi Gerakan PanasDalam Merdeka yang punya tagline, "Ketika Bacaan dan Film diadili oleh manusia-manusia tengik".


Adapun agenda Majelis Tengik setiap Bulannya yaitu bedah buku dan film, dimana setiap anggota majelis wajib kena giliran sebagai pembedah. Genre buku & film yang di bedah di Majelis Tengik beraneka ragam. Dari mulai Sastra, Romantisme, Komedi sampai Filsafat. Bertempat di Jl. Cemara 1 No. 26 Cipaganti bandung.





2. Radio GPM adalah salah satu divisi dari Gerakan PanasDalam Merdeka (GPM), Radio yang enggak perlu show di Tivi. 

Radio yang Punya jadwal mengudara tiap hari senin dan kamis, jam 7 s/d 12 dimalam yang teduh. Siaran bersama Pidi Baiq (Imam Besar The PanasDalam) dan kawan-kawan lainnya.



3. "RUMAH PENAMPUNGAN ANAK BOLOS SEKOLAH" Merupakan juga salah satu divisi dari Gerakan Panasdalam Merdeka. Adapun tujuannya untuk Melayani curhat remaja, konsultasi PR yg merepotkan, pendampingan menghadapi guru BP/Kepsek/ortu dll.

Fasilitas: Game, Meja Billiard, Kartu domino, Papan skateboard, AC, Perpustakaan, Internet, dll.

Untuk mahasiswa/i yang mau mengerjakan skripsi/TA sambil makan kue, bisa datang juga ke jalan Cemara 1 no 26, Bandung. Gratis. Semuanya Gratis! 


Jepretan Pribadi: "Festival Kesenian di Pasar Ngasem, Jogja"


Festival Kesenian Yogyakarta di Pasar Ngasem Lama merupakan acara yang diselenggarakan tiap tahun sekali. Kendati Festival tersebut kecil dan sederhana, tapi selalu dinanti masyarakat.



Mbak Jamu yang cantik menjadi incaran para pengunjung setelah capek memutari area Festival. "Minum jamu mas...! agar badan sehat dan segar..." Kata mba cantik penjual jamu tradisional. (Jepretan Bulan Juli, 2013)

Jepretan Pribadi : "Festival Budaya Kotagede, Yogyakarta"

 1.


Festival Budaya Kotagede (FBeKa) 2013 yang digelar selama 3 hari, 13-15 September. Tahun ini mengambil tema 'Kejayaaan Sultan Agung' dimana kegiatan ini merupakan kerjasama pemerintah dengan masyarakat sebagai upaya pelestarian budaya. Pembukaan festival ditandai dengan pawai budaya yang mengangkat karya budaya Sultan Agung, Jumat (13/9) di Lapangan Karang, Kotagede, Yogyakarta. 

2.


Kegiatan utama lainnya, penyelengggaraaan Sarasehan Budaya Kotagede pada 14 September yang mengangkat tema 'Kejayaan Sultan Agung'. Sedangkan kegiatan pendukung meliputi Jelajah Pusaka Kotagede, pameran, pentas seni, pasar seni, dan berbagai jenis lomba.


3. 

festival ini berupa Pawai Alegoris 'Kejayaaan Sultan Agung' pada 13 September dengan membawa berbagai karya budaya Sultan Agung seperti penanggalan Jawa, Sastra Gendhing, Uba Rampe Kerajaan, replika pusaka, Duaja Meriam Poncowura dan sebagainya, yang diiringi bregada inti dan bregada pendukung.



4. 

Dasar pemikiran mengambil tema sejarah dan budaya karena Kotagede bekas ibukota Mataram Islam yang kadang dilupakan. Padahal Mataram merupakan kerajaan ke-3 terbesar setelah Sriwijaya dan Majapahit.

5. 


Duaja Meriam Poncowura sebagai karya budaya Sultan Agung.


6. 


Pawai Alegoris 'Kejayaaan Sultan Agung' pada 13 September dengan membawa berbagai karya budaya Sultan Agung seperti penanggalan Jawa, Sastra Gendhing, Uba Rampe Kerajaan,dan replika pusaka


7.



Kotagede merupakan bagian dari sejarah Mataram Kuno. Kotagede bekas ibukota Mataram Islam yang kadang dilupakan. Padahal Mataram merupakan kerajaan ke-3 terbesar setelah Sriwijaya dan Majapahit. 

Kamis, 12 September 2013

The Apple Family And The Ragunan Family

Istilah yg cukup menarik yg tiba tiba terlintas di kepala saya saat jam di tangan saya menunjukkan ± pukul 14.00 di sebuah tempat nongkrong anak muda zaman sekarang. Istilah tersebut muncul ketika saya melihat sebuah keluarga muda, ayah, ibu, dan seorang anak laki laki mungkin sekitar 5 tahun. Awal`a mereka terlihat seperti kelurga pada umumnya. Cukup bahagia menghabiskan waktu sore hari bersama, persis seperti gambaran umum sebuh keluarga ideal yang sring kita lihat di televisi maupun iklan iklan KB... hahahaha

Sayangnya gambaran itu buyar dan hilang seketika setelah mereka selesai menghabiskan pesanan makanan yang mereka pesan. Sang ibu langsung mengeluarkan Iphone dan asyik sendiri, sang anak lalu latah ikut bermain Ipod dan sang ayah tak lama kemudian mengeluarkan Ipad-nya, mereka semua asyik pencet sana sini dengan gadget-nya masing masing. Tak sepatah kata pun di lontarkan setelahnya. KASIHAN

Terlepas dari cerita tapi tetap berhubungan. Di satu hari, saya melihat satu keluarga dengan 2 anak berjejalan di atas sepeda motor. Anak paling kecil duduk di depan, bapaknya mengemudikan motor RX-king yg baik jalannya (hehehe), anak yang besar di apit oleh ibu dan bapaknya, dan ibu-nya di belakang. Cukup repot juga karena membawa perlengkapan anak dan bekal. Saya yang melihat dari motor yang saya kemudikan membayangkan sepertinya sengsara sekali kondisi seperti itu.

Tapi apakah emang iya, mereka sengsara???? Kok kaya`a enggak ya. Yang saya lihat, si anak pertama berkali kali menengok ke ibunya seakan akan bercerita tantang apa saja yang akan di lihatnya anti begitu sampai di ragunan. Sementara anak paling kecil yang duduk di atas tangki bensin badan-nya bergoyang goyang kegirangan tidak sabar sambil ayahnya cuma bisa tersenyum dengan (saya yakin sekali) perasaan bangga karena bisa membawa keluarganya rekeasi. Ada satu moment dimana mereka semua tersenyum, dan itu adalah senyuman paling tulus yg pernah saya lihat. Langka (kalo saya bawa kamera, pasti saya foto trus saya masukin ke iklan senyum Rinso) hehe. Kalo boleh hiperbola sedikit lagi, jika itu adalah sebuah adegan film, adegan itu pasti akan di Slow Motion efek.

Perbandingan kedua kejadian itulah yang membuat saya berfikir. Apakah modernisasi telah mengikis nilai nilai keluarga? “The Apple Family” memang tipikal keluarga modern yang sadar gadget dan super dupr hi-tech, tapi mereka kehilangan senyuman dan kehangatan yang di miliki oleh “The Ragunan Family”. Sang ayah bisa menikmati waktu di Ragunan tanpa harus Update Twitter bilang “Lagi Taking The Kids To The Zoo necchh”, sang ibu bisa jeprat jepret kamera sana sini tanpa harus repot edit foto untuk di upload. Sang anak bisa bermain dengan burung asli, bukan ANGRY BIRD. Life would be a lot easier...Lucu, bukankah tekhnologi ada untuk mempermudah hdup manusia?? Tapi yang terjadi malah sebaliknya...

Sebuah contoh lagi, sekarang berkat instant messaging kemampuan dasar manusia dalam bersosialisasi yaitu bicara, menjadi tumpul. Orang membiasakan diri berkomunikasi dengan tulisan. Saking terbiasanya, untuk menelfon ajj males dengan dalih ga ada pulsa . Menurut saya pulsa masih jauh lebih murah dibandingkan dengan experience mendengar pacarmu berkata sayang langsung dari mulutnya atau bahkan mendengar tangisannya ketika kalian putus..hihihi..... experience hidup itulah yang mahal. Berkat kecanggihan tekhnologi, karakter seperti ; ) bisa menggantikan sebuah senyuman. Padahal sejatinya manusia di ciptakan berbeda beda. Termasuk senyumannya berbeda beda juga. Huruf BESAR SEMUA atau karakter :-L x( ~x( bisa menjadi indikasi bahwa kita marah. Lalu untuk apa kita d beri otot muka kalo tidak pernah di pakai??? Kita semua berubah menjadi robot dengan gaya hidup kita yang semakin modern. Robot tidak perlu sekitar. Robot punya dunia-nya sendiri. Robot INDIVIDUAL.

Ambil remote hidup anda, tekan tombol pause dan lihat...
apakah anda termasuk “The Apple Family” atau “The Ragunan Family”...?? 

Sekilas Profile Arlodia Band


Arlodia adalah sebuah band aliran rock berasal dari Kota Bekasi. Diambil dari bahasa latin Arlodia yang berartikan "Keberuntungan" telah memiliki 9 lagu dalam sebuah album bertajuk "ISI HATI" dan sudah masuk penjualan di toko musik. 

Berdiri sejak Maret 2010, Arlodia yang merupakan terdiri dari lima personil yakni: Nina (Vokal), Ale (Gitar), Danu Fattah (Bass), Fauzan (Ryhtm), Wiliam (Drum) tersebut. Pernah melakukan promo OFF AIR dan ON AIR di berbagai kota besar baik TV dan Radio. Arlodia sering kali menjadi pengisi acara di ulang tahun berbagai daerah seperti Gianyar Bali, Bandar lampung, Cirebon, Depok, Makassar, Banjarmasin, Kuningan Jawa Barat, dll.

Disamping itu, Arlodia pernah mendapat sebuah penghargaan sebagai The Best Performance, The Best Gitarist, The Best Bassist yang diselenggarakan oleh salah satu produk rokok ternama di Indonesia. Bahkan di bulan Juli 2012 lalu, Arlodia mendapatkan sertifikat 10 besar favorite label dalam salah satu ajang kompetisi musik di Banjarmasin yang juga diselenggarakan oleh produk rokok tersebut. 

Di tahun 2013 ini, Arlodia baru saja mengeluarkan single dan video klip-nya berjudul “Tanda Merah”, adapun lagu tersebut terinspirasi kasus selebriti Ardina Rasti dengan pasangannya Eza Gionino. 

Selebihnya, Arlodia saat ini yang berada di bawah naungan Positif Art Management yang mana telah melahirkan beberapa talent yaitu: Wali, Kangen Band, Hello Band, T2, Lilis Karlina dan penyanyi besar lainnya, Arlodia tersebut juga menyuguhkan musik yang mengajak orang untuk hidup dalam suasana hati antara lain dengan lewat lagu : Sebatas Mimpi, Lupakanlah, Pergilah, Semangatkan Lagi dll.

Salah Satu Koleksi Foto Arlodia:

Penampilan Nina (Vokalis Arlodia) saat membawakan lagu "Tanda Merah" di atas panggung Inbox dalam rangka merayakan ulang tahun SCTV ke 23 di ITC Cipulir, Keb. Lama, Jakarta Selatan. Nina sang vokalis memang kerap dikenal sebagai seorang solois handal, intonasinya kerap mengingatkan kita pada beberapa lady rocker era 80-an.

Dengan kemasan lirik dan musikalitas yang pas, Nina yang mengidolakan Inka Christie, Nike Ardila, Nicky Astria, serta Celine Dion dan Amy Lee (EVANESCENCE) ini acapkali membuka gerbang musikalitas ARLODIA dalam sebuah rasa kepenasaran.

Rabu, 24 Juli 2013

Sejarah Negara Kesatuan The Panasdalam


The PanasDalam didirikan pada tanggal 18 Agustus tahun 1995 di studio seni lukis Fakultas Senirupa dan Desain ITB, sebagai sebuah negara yang memisahkan diri dari Indonesia. Didirikan sebagai sebuah sikap atas jika sebuah negara, yaitu Indonesia, menjadi bukan lagi milik bangsanya, melainkan milik sebuah keluarga di Jakarta, maka saksikan inilah kami.

Negara Kesatuan Republik The Panasdalam punya wilayah seluas 8 kali 10 meter. Negara satu-satunya di dunia yang berada di lantai dua dan juga negara kecil yang lebih kecil dari negara terkecil mana pun yang ada di dunia. Saking kecilnya bahkan orang-orang dari MURI pun tidak sampai mengetahuinya.

Penduduknya, pada waktu itu, berjumlah 18 orang, sehingga harus lagi dikatakan bahwa satu-satunya presiden di dunia yang hapal nama penduduknya adalah presiden Negara Kesatuan Republik The Panasdalam. Dialah presidennya yang harus bahagia bersama penduduknya karena menjadi bangsa dari sebuah negara kaya, yang semua penduduknya bisa pergi keluar negeri semaunya, seenaknya, termasuk untuk Buang Air besar, jumatan dan hal lainnya yang remeh. Coba tanya di mana pacar kami dan orangtua kami? Kami akan menjawab bahwa mereka tinggal di luar negeri.

Negara Kesatuan RepublikThe Panasdalam punya lambang negaranya sendiri dan juga jargon yang mudah dihapal meskipun berbahasa Latin: Argumentum In Absurdum. Benderanya bagus, nyaris seperti bendera Amerika, atas dasar berharap bahwa tiap diri kami adalah adi kuasa bagi diri kami sendiri.

Kegiatan penduduknya kebanyakan kuliah, tetapi juga menyanyi dengan lagu bikinannya sendiri. Setiap lagu adalah yang dibikin berdasar pada realita peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Menjadi sebuah lagu dokumenter yang akan membantu mengungkap kenangan akan kisah yang terjadi di balik lagunya.

Beberapa kawan mahasiswa Indonesia tahu bahwa The Panasdalam adalah sebuah negara, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka sering mendengar penduduk The panasdalam suka menyanyi di radio EH-ITB dengan menyebut diri sebagai Kaumusikampusentris ITB, menyebabkan mereka berfikir mengundang kami untuk tampil nyanyi di acara mereka, terutama di acara orasi menggugat kepemimpinan Suharto. Pada saatnya kami harus bersikap profesional dengan cuma tampil menyanyi tanpa bermaksud ada ingin ikut campur dengan urusan dalam negeri mereka, kecuali cuma untuk bilang: Sampaikan kepada presiden kalian, terimakasih konsumsinya yang sudah diberikan oleh rakyatnya kepada kami.

Pada tahun 1999, pasca turunnya Suharto dari tampuk kepemimpinannya, NKR The Panasdalam menyelenggarakan muktamar yang pertama, tema yang dibicarakan adalah mencari keputusan bersama apakah The Panasdalam setelah Suharto turun akan begabung kembali dengan NKRI atau terus menjadi sebuah negara? Keputusannya adalah kembali bergabung dengan NKRI, suka atau tidak itulah suara terbanyak. Maka bergabunglah kami dengan ditandai tepuk tangan dan mengubah namanya menjadi Daerah Istimewa The Panasdalam. Setelah itu hari-hari selanjutnya adalah sunyi.

Beberapa penduduk D.I The Panasdalam diwisuda, sebagian ada yang langsung menikah, sebagiannya lagi ada yang melanjutkan kuliah ke negara jauh yang ada di eropa. Inilah saatnya D.I The Panasdalam merasakan sunyi yang lebih sunyi dari yang sudah dikatakan. Sunyi berat. Mungkin bisa dikatakan bubar, tetapi nyatanya tidak. Mungkin bisa dikatakan tidak keurus, tapi nyatanya iya, meskipun masih terus tersimpan di dalam masing hati setiap "penduduknya".

Tahun 2003, Pidi Baiq, Imam Besar The Panasdalam, sepulang dia dari sebuah negara yang jauh, menghidupkan kembali The Panasdalam, tetapi sudah tidak lagi di ITB, tetapi sudah bukan lagi sebagai sebuah negara, melainkan sebagai sebuah Kelompok Musik Separatis yang nyata-nyata diniatkan sebagai alat untuk dia melakukan gerakan oposisi terhadap jalur musik mainstream Indonesia. Dia berucap, inilah The Panasdalam, Kaumusikurangajarasain.

Bergabung dengannya Erwin, mantan "penduduk". Bergabung dengannya Iwan Nawa, seorang juru musik dari salah satu gereja di Bandung yang bilang pernah dengar lagu-lagu The Panasdalam dan dia suka. Bergabung dengannya orang-orang selain itu yang kebanyakan adalah dari kampus yang bukan ITB. Mereka keren dan merasa keren bersama The panasdalam, atau mungkin tidak, tetapi nyatanya mereka suka.

Sejak itu The panasdalam muncul betul-betul sebagai sebuah kelompok musik sebagaimana masyarakat umum kemudian mengenalnya sebagai itu juga. Manggung di mana-mana dan merekam sendiri semua lagu-lagu The Panasdalam, yang setelah dihitung ternyata banyak sekali jumlahnya, bahkan mungkin sudah sampai 200 lagu

Selasa, 23 Juli 2013

Cerita Bokap : Ketika Wartawan Ngeliput Presiden Ke Luar Negeri

Kalau kemarin sudah bahas soal gimana cerita teman liputan di istana kepresidenan, sekarang gw akan ceritakan cerita bokap gw sendiri gimana rasanya ikut perjalanan presiden ke luar negeri.

Singkat cerita, Kata bokap, wartawan yang bertugas di istana pasti akan bergiliran ikut dalam perjalanan presiden ke luar negeri, contohnya dalam sebuah trip ada 5 tv, 3 media cetak, 2 majalah, yang diajak. Trip berikutnya akan bergantian dengan tv-media cetak dan majalah yang lain.

Salah satunya bokap gw yg beruntung dalam beberapa tahun yg lalu saat penugasan di istana, berkesempatan mengikuti bekali-kali trip presiden, yang pertama sekitar Tahun 90-an berangkat ke Beijing, Hongkong dan Korea Selatan, beberapa tahun berikutnya sekitar diatas Tahun 2000-2010-an bokap sering ditugaskan ke Singapore, Myanmar dan Brunei Darussalam, memang sih kebagiannya masih Asia, tapi kata bokap hal itu juga sudah menyenangkan !!

Selama bertugas ke luar negeri, katanya, seluruh wartawan wajib pakai pakaian resmi, jas dan dasi untuk laki-laki, setelan blazer untuk perempuan, nah karena waktu itu hanya ada 1 seat untuk 1 media, alhasil bokap jalan sendiri tanpa Fotografer, jelang berangkat jadi bokap belajar ekstra keras untuk mengoperasikan kamera, editing gambar dan pengiriman gambar, maklum bokap gw itu wartawan tulis. Sebenarnya selama liputan bisa saja berbagi dengan teman-teman media lain, tinggal minta gambar mereka dan kita membuatkan mereka naskah. Tapi ketika itu bokap memilih bersiap untuk yang terburuk, lebih baik well-prepared dari pada kelabakan selama di sana, belajar kamera pun ia memilih mengetahui manual nya sebelum putus asa dengan sistem auto.

Penampilan bokap saat itu ketika berangkat cukup ajaib, satu koper yang akan masuk bagasi, satu ransel berisi laptop, aneka charger, aneka kabel, batre cadangan dll,, menenteng kamera di bahu kanan, menenteng tripod di bahu kiri dan harus siap berlari-lari dengan segala macam benda menempel di tubuhnya.

Pesawat yang tumpangi jelas adalah pesawat  yang sama dengan yang ditumpangi presiden. Bila perjalanan jauh biasanya jenis Airbus yang akan digunakan milik Garuda Indonesia. Tentu saja presiden dan menteri-menteri duduk di bagian depan pesawat, sedangkan para wartawan ditempatkan di bagian belakang pesawat bersama staf-staf dan pasukan pengamanan presiden lainnya, yang menjadi ciri khas perjalanan presiden adalah jus kacang hijau yang selalu ada di awal perjalanan. Soal makanan pun tak usah diragukan, jam makan tak pernah terlambat, mau minta cemilan di sela-sela jam makan pun dipersilakan, sambil menikmati aneka tontonan atau musik di kursi masing-masing. *hmm enak banget yaah*

Rombongan pun seringkali menginap di hotel yang sama dengan presiden, kecuali bila sedang ada konferensi tingkat tinggi tertentu dan terbatasnya hotel besar di kota tersebut, terpaksa presiden akan menginap di hotel utama bersama kepala-kepala negara lainnya. Sedangkan rombongan wartawan dicarikan hotel lain.

Mungkin tidak bisa membandingkan Presiden sekarang dengan presiden-presiden sebelumnya, tapi jujur cerita bokap kegiatan Presiden RI di luar negeri terhitung padat, bertemu kepala negara, bertemu anggota parlemen, mengunjungi taman makam pahlawan, bertemu warga negara Indonesia, bertemu pengusaha-pengusaha, menerima gelar honoris causa, menghadiri KTT dll. Walau capek tapi itu rasanya memang harus dilakukan agar tak menghambur-hamburkan uang negara dengan percuma. Para wartawan pun harus pintar membagi waktu, antara liputan dan mengirimkan berita di sela-sela liputan. Bagi wartawan Lembaga Berita milik Pemerintah (ANTARA) jelas bokap tantangannya jauh lebih sulit karena harus melakukan editing gambar sebelum mengirimkannya, belum lagi pembuatan naskah dan nasib para wartawan sangat bergantung pada koneksi internet jadi andalan karena jaringan provider indonesia tidak selalu bisa diakses di sejumlah negara. Wartawan jadi kayak orang gila kalau ketemu jaringan internet di hotel, soalnya kalau pas liputan suka mati gaya karena ga ada internet. 

Di tengah kesibukan liputan yang jamnya sangat padat, bisa jalan-jalan adalah hal yang langka, karena seperti yang pernah gw ungkapkan sebelumnya bahwa ruang gerak para wartawan sangatlah terbatas dan diatur, karena wartawan harus berangkat lebih dulu ke lokasi liputan sebelum presiden dan rombongan dan nyaris selalu seperti itu dari satu tempat ke tempat lainnya. Tapi kalaupun di jadwal presiden punya agenda intern yang tak perlu diliput, maka para wartawan akan gerak cepat melipir keluar hotel atau ke tempat lain untuk belanja atau sekedar foto-foto, bisa dengan ditemani biro pers istana atau pergi sendiri selama ga jauh-jauh dari rombongan, mentok2 foto di depan hotel yang penting gayaaa !! *Cerita bokap gw emang seru bikin ngiler !!

Ikut presiden ke luar negeri itu dia bilang memang capek, tapi kalau dibawa seru ya jadi seru banget, kadang memang berita dikorbankan demi foto-foto. <-- yaa inilah contoh sebenarnya penghambur-hambur uang rakyat hahaa

Oh ya dari beberapa perjalanannya luar negeri, itu aja sih yang diceritain. Dan kalau penugasan kedaerah jangan ditanya mungkin bokap udah khatam seluruh wilayah Indonesia. Nah manfaat bokap ceritain semuanya ini untuk anak-anaknya supaya termotivasi dan tahu bahwa jadi wartawan itu kerjaan yg sangat keren, apalagi kalo dipandang wanita. "Siapa sih cewek yg enggak mau sama wartawan, pasti klepek-klepek" <--- celetukan bokap haha...

*Gimana lihat sejauh perjalanan bokap gw saat liputan ke luar negeri, pasti kalian ngilerkan !! hheee

Selasa, 16 Juli 2013

Cerita Teman : Wartawan di Istana Presiden

Sampailah ke lokasi liputan yang cukup dianggap bergengsi bagi para wartawan, entah kenapa sebenernya,, tapi tetep aja : ISTANA PRESIDEN!
yap ini salah satu pos liputan yang harus selalu dipantau,, dalam arti para wartawan mengikuti agenda presiden setiap hari,, presiden bisa aja beragenda di istana jakarta,, atau istana bogor,, atau istana cipanas,,
atau beragenda di mana pun,, di rumah pribadinya,, atau di hotel,, atau di kantor kementerian,, di mana pun!

Nah untuk menjadi wartawan RI-1 memang memiliki pendaftaran khusus, tidak seperti tempat2 liputan lainnya yang bisa bergantian,, wartawan RI-1 harus didaftarkan setiap awal tahun, setiap media dijatah sesuai dengan jenis medianya,, misalnya televisi dijatah 4 reporter dan 4 kameramen,, nama, foto dan persyaratan lainnya harus diserahkan ke biro pers istana, dan nanti akan ditentukan apakah memang sang wartawan lolos dan boleh memiliki ID wartawan istana,, ID tersebut pun berlaku selama 1 tahun dan tidak bisa dipindah-tangankan,,

Katanya, liputan di istana pun jelas berbeda dengan tepat liputan lainnya,, gimana enggak, semua gerak-gerik wartawan di istana diatur oleh biro pers, pasukan pengamanan presiden dan protokol istana lainnya,,  ga ada yang namanya mondar-mandir sembarangan,, atau keluyuran ksana-sini.. biasanya wartawan berkumpul di ruang wartawan,, lalu kalau agenda presiden di dalam istana sudah mau mulai, salah satu staff biro pers istana akan memanggil wartawan dan meminta masuk ke dalam,,

acara yang biasa diliput setiap pagi akan diinfokan oleh biro pers, baik jadwal presiden maupun jadwal ibu negara,, kalau agenda intern itu berarti wartawan ga bisa meliput,, agenda presiden bisa bertemu tamu, rapat terbatas, rapat kabinet paripurna, menyambut tamu negara, memberikan sambutan di acara-acara besar, melantik pejabat negara, atau acara-acara lain,, kelebihan liputan istana adalah walaupun agenda kegiatan presiden tidak menarik tapi banyak narasumber-narasumber ring satu yang muncul,, seperti menteri-menteri, kapolri, panglima TNI, ketua lembaga tinggi negara dll,, mreka adalah orang-orang penting yang tidak mudah ditemui dan pernyataannya menjadi ujung tombak untuk isu-isu yang sedang menjadi hits,,

tantangan liputan di istana salah satunya adalah sang wartawan harus menguasai banyak isu,, karena banyak pejabat yang akan datang,, biasanya ketika melihat siapa pejabat yang ada di istana, sang wartawan akan berpikir "eh ada pak x,, nanya soal ini ah,,",, dan bila dalam satu moment ada terlalu banyak pejabat, jalan satu2nya adalah bagi tugas dan nanti melakukan cloning gambar dengan 'kabel persahabatan' dengan tv lain,,

satu hal positif yang disuka kalau liputan di istana adalah rasa kebersamaan antara wartawan tv, wartawan online, wartawan cetak dan radio cukup baik,, bahkan ada milis yang didalamnya berbagi apapun,, anak2 media online sering mentranskrip hasil wawancara dan itu memudahkan bagi teman2 lain yang tidak ikutan wawancara,, bagi anak tv juga memudahkan untuk bikin naskah tanpa harus preview kaset,,

liputan di istana juga membuat para wartawan harus mengingat plat-plat mobil pejabat,, bahkan punya daftar mobil pejabat dari RI-1 sampai RI sekian,, nah katanya yang bikin mati kutu kalau para pejabat itu pas ga make plat RI melainkan plat biasa yang belakangnya RFS,, hahahaha,, *sapa juga yang bisa hafal plat sgambreng bgituuu,,*


"oh ya,, kalau masuk lingkungan istana ga boleh pake jins loh,, harus celana bahan,,"

Senin, 15 Juli 2013

Kekalahan Timnas Jadi Konsumsi Publik

kita selalu punya kecenderungan untuk menikmati setiap rasa sakit baik secara fisik/psikis atas diri sendiri. hal itu pulalah yang malah kita upayakan agar senantiasa terkubur hidup-hidup lantas kita sepakat menyebutnya : kegilaan. akan tetapi, mau-tidak mau, sadar-tidak sadar, “yang disembunyikan” tadi tak pernah mampu sepenuhnya kita singkirkan. serapat apapun kita menahannya, ia selalu mendesak keluar demi menegaskan keberadaannya. ia sebuah kebutuhan.

baru saja, saya diingatkan televisi yang menayangkan indonesia vs arsenal, dan seketika saya tergerak untuk mengungkapkan pemahaman saya layaknya di atas.

pertandingan tersebut berkesudahan dengan skor 0-7 untuk sang tamu –arsenal.

ekstase kebanggaan masyarakat indonesia, khususnya mayoritas pemirsa sepakbola, menyeruak kala timnas mendapat kesempatan untuk mengundang kekuatan sepakbola yang levelnya jauh diatas mereka. alhasil sang idola pun satu-per-satu datang. dan salah satunya yang datang malam ini adalah arsenal. tak dapat terbayangkan dag-dig-dug gembiranya hati kita.

oh bahkan belum cukup sampai di situ, sebuah kehormatan bagi timnas adalah ketika sang tamu sepakat membawa serta lantas menurunkan skuad inti mereka. padahal kita pun sama-sama tahu, melawan skuad mudanya saja belum tentu kita dapat mengimbangi. perlu diingat pula kalau ini antara sebuah tim nasional melawan klub.

pertandingan tersebut berkesudahan dengan skor 0-7 untuk sang tamu –arsenal.

malu kah kita dengan kekalahan telak seperti itu ? alih-alih mengincar kemenangan atau setidaknya memahami bagaimana football (bola di kaki) tidak sama dengan sepakbola (bola disepak), alhasil jersey campur keringat pemain lawan yang jadi sasaran.

bagaimana dengan penonton yang hadir memadati GBK atau berjuta pasang mata di depan layar kaca ? tak jauh berbeda dengan pemandangan di kota paris, 2 maret 1757, hari dimana damiens dijatuhi hukuman mati dengan cara kedua tangan dan kakinya diikatkan pada keempat kuda yang nantinya serentak dihalau ke empat penjuru hingga bakal merobek tubuh damiens menjadi empat bagian.

siksaan kejam dengan tempo lamban ini pun memang sebuah konsumsi publik. dimana setiap mereka yang menyaksikan akan tak kalah menuangkan rasa sakit atau bahkan melakukan self-mimesis demi menyelami laknat tersebut. yang sakit itu berupa hiburan. yang liar dan kejam itu berupa seni. siksaan kejam dengan tempo lamban ini pun hadir dalam 2 X 45 !

adalah seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kita memang menikmati kesakitan itu. kita semua merayakannya. atas wacana pertandingan bertajuk “eksibisi” saja kita mungkin sudah sewajarnya merangkul kembali kegilaan yang selama ini kita jauhi dalam bingkai kemanusiaan.

Jumat, 12 Juli 2013

Ikan Air Tawar Ogah Berenang di Lautan

Bicara Pidi Baiq adalah bicara absurditas. Ya, karakternya yang nyantai dan kocak penuh imajinasi dan apa adanya dalam melontarkan kalimat demi kalimat yang tanpa dibuat-buat membuat perbincangan kami penuh kesan santai tapi sesekali serius. Alias susah membedakan mana serius mana tidak.


Tapi Pidi yang suka menyebut dirinya Imam Besar The Panas Dalam ini punya pemikiran yang keluar dari jalur mainstream. Anti televisi, popularitas dan punya filosopi unik soal karya cipta dan seni. Berikut petikan wawancaranya:

The Panas Dalam punya cukup banyak “pengidap” di setiap daerah. Terkenal juga ya?

"Sebenarnya kami tidak ingin terkenal, tapi ingin mengenal. Karena kami haus pengetahuan. Nanti kalau kami nyuri gampang dikenal..."

Bang Pidi juga dikenal sebagai penulis buku. Dari mana awalnya menulis buku?

"Aku memang sering nulis. Nulis banyak di Belanda dan sewaktu perjalanan ke Indonesia. Buku pertamaku itu dulu harusnya Al-Ashbun. Waktu mau pulang ke tanah air itu dari Belanda. Makanya itu judulnya mau di bawah perut garuda. Tapi kok kayak kitab. Dan aku juga ingin punya kitab dari dulu. Semacam Sutasoma mungkin. Tapi tidak kuterbitkan. Aku minta Drunken Monster dulu..."

Tapi buku Drunken itu berbeda tata bahasanya dari buku-buku biasanya?

"Aku itu orangnya gak pernah berpikir apa respon orang. Waktu itu aku datangin Mizan (penerbit buku-Red). Aku bilang terbitin kalo enggak aku musuhin. Mizan bilang ini gak EYD. Aku bilang bukan manusia sempurna gak pantas menggunakan EYD. Lalu sempat diedit dan aku gak mau. Aku bilang mau pilih mana yang salinan tulisan asli Soekarno dengan print out yang indah atau tulisan asli Soekarno yang coret-coret?. Dia pilih yang coret-coret. Lalu akhirnya diterbitkan, tapi dengan catatan hanya 3.500 buku. Rupanya dua minggu best seller. Bergeser pemikiran mereka soal marketing..."

Drunken Monster sukses, kenapa hanya sampai empat seri?

"Aku capek kalau ngikutin masyarakat. Masyarakat saja yang ngikutin aku. Itu lebih mudah. Mereka (Mizan-Red) minta lagi dan lagi. Sebetulnya bisa sampai 20 serial drunken. Tapi ya itu tadi kok jadi pasar. Aku hentikan sampai aku tidak cari uang dari The Panas Dalam atau buku..."

Lalu apa pekerjaan utama Bang Pidi?

"Aku skateboard sama Jumatan. Hehehe. Tapi aku pernah jadi dekan Art Internasional School. Aku mundur karena tidak bisa menyamai habit mereka. Jadi aku memilih di rumah. Bekerja di alam semesta dengan bosnya Allah..."

Siapa influence kalau bikin lagu?

"Aku gak butuh insipirasi untuk bikin lagu. Aku cuma butuh hidup. Aku bikin lagu seenak aku ngomong aja. Bukan untuk masayarakat. Biar ada kerjaan. Aku berusaha untuk tidak menjadi locus of control eksternal. Seseorang yang diatur oleh tujuan. Tapi locus of Control internal dalam terminology Islam. Sejak awal aku bilang ini jelek. Jadi kalau ada yang bilang aku ini jelek itu bukan menghina tapi memperkuat omongan sebelumnya. Aku justru merasa hebat kalau bilang aku jelek. Tapi mendapatkan istri yang cantik..."

Sekarang ini banyak karya yang dinilai dengan pasar. Orang menciptakan karya biar bisa diterima di pasar. Bagaimana menurut Bang Pidi?

"Iya benar. Aku merasa malu dengan diriku sendiri ketika aku menciptakan sesuatu itu karena uang. Aku seperti menganggap remeh diriku bahwa segala sesuatu dinilai dengan uang. Anak-anakku mungkin butuh uang. Tapi anak-anakku juga butuh bangga siapa orang tuanya. Untuk memenuhi kebutuhan perut aku bekerja. Untuk memenuhi kebutuhan jiwa aku berkarya. Aku harus memisahkan kedua itu. Jadi supaya aku bisa pulang malam. Aku harus banyak uang dulu jadi istriku gak cerewet lagi he he he..."

Apa defenisi seni itu sendiri?

"Seni untuk seni. Dalam kaitannya untuk aku berkarya seni adalah untuk mengangkat derajat manusia..."

Sempat ditawari manggung di acara TV, kok menolak?

"Aku gak mau masuk TV. Ibaratnya seperti laut. Terlalu banyak ikan berenang dan warna-warni. Aku ikan air tawar, begitu masuk kesana aku mati. Banyak yang nawari, malah untuk kami agar bikin program sendiri. Kalau karyamu diukur dengan banyaknya rating, maka kau bukan seniman tapi buruh seni. Maka kau akan berkarya dengan pamrih. Jika sudah pamrih akan penuh banyak pertimbangan ketika berkarya. Pernah sekali aku masuk TV karena suatu hal dan anakku marah-marah. Katanya “Ayah nanti penggemar Panas Dalam kecewa.” Aku suka anakku karena TV itu berguna untuk membuat kita tidak berguna..."

Minggu, 16 Juni 2013

Gunung Merapi Meletus, Teguran Dan Adzab Dari ALLAH SWT

Mungkin ini adalah sebuah tulisan yang menggambarkan isi hati saya tentang situasi Daerah Istimewa Yogyakarta akhir-akhir ini. Perasaan sedih, kecewa, marah, senang, muak, dan bahagia akan terlukis dalam rangkaian kalimat-kalimat ini. Maaf sekali, di tulisan ini pun akan ada beberapa kalimat yang berakar pada ajaran Agama Islam dan sedikit menyinggung Kejawen. Bukannya SARA, tapi itu karena saya adalah manusia Indonesia yang muslim dan berdarah Jawa. Beribu-ribu maaf!

Pada tanggal tanggal 26 Oktober 2010 yang tidak akan pernah terlupakan bagi masyarakat Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah , gunung merapi meletus dan memuntahkan awan panas setinggi 1,5 kilometer sejak pukul 17.00 untuk sekian kalinya disaat orang-orang selesai beraktifitas seperti biasanya.
Bersyukurlah kita masih diberi kesempatan ?



 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul :
 “BENCANA ALAM GUNUNG MERAPI”Sebagai tugas Mandiri mata pelajaran sejarah peradaban islam untuk menjadi syarat penilaian tugas Akhir semester satu.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada :
1.      Allah Swt atas rakhmat dan hidayah-Nya.
2.       Bpk. Sungaidi  sebagai dosen tetap fakultas dakwah dan komunikasi      universitas islam negri syarif  hidayatullah.
3.      Kedua Orang Tua kami yang tercinta. Yang telah banyak memberi bantuan kepada penulis baik motivasi Spritual ataupun bantuan Materil.
4.      Teman-Teman Konsentrasi manajemen Haji dan Umrah yang memberikan semangat dan bantuan bagi penulis.

Dalam penelitian kali ini Penulis merasa banyak kekurangan. Penulis Sangat mengharapkan kritik dan saran dari penguji dan pembaca dalam kelanjutan penelitian ini.
Akhirnya, tiada kata yang dapat kami berikan selain harapan dan terima kasih. semoga Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua serta dapat meningkatkan keimanan kita menjadi hamba Allah yang mulia.

Penulis
Jakarta, 20 januari 2011


Pendahuluan

Daerah Istimewa Yogyakarta atau  jogja dan seringkali disingkat DIY adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan pulau jawa dan perbatasan dengan provinsi jawa tengah di sebelah utara secara geografis yogyakarta terletak dibagian tengah. Daerah tersebut terkena bencana gunung meletus pada tanggal 26 oktober 2010 yang mengakibatkan korban meninggal dan tidak memiliki rumah.

Gunung Merapi adalah gunung berapi dibagian tangah pulau jawa dan merupakan salah satu gunung teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam provinsi jawa tengah, yaitu Kabupaten Magelang disisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara. Kawasan di sekitar puncaknya menjadi kawasan nasional gunung merapi sejak tahun 2004.Gunung berapi ini sangat berbahaya karena menurut catatan modern mengalami erupsi (puncak keaktifan) setiap dua sampai lima tahun sekali dan dikelilingi pemukiman yang sangat padat. Sejak tahun 1548 ,gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Kota Yogyakarta dan Kota Magelang kota besar terdekat, berjarak 30 km dari puncaknya1. Di lerengnya masih banyak terdapat pemukiman sampai ketinggian 1700 m dan hanya berjarak 4 km dari puncaknya. Pleh karena tingkat kepentingannya ini, merapi menjadi salah satu dari enam belas gunung api dunia yang termasuk teraktif.

Subhanallah. . . inilah meletusnya gunung berapi di kota jogja dan magelang, tanpa permisi bertandang dengan segala penuh keperkasaan dan keganasannya , kerugian materi serta harta sulit di kalkulasi , ratusan jiwa terenggut, namun dalam bencana alam yang dahsyat itu, pertolongan allah senantiasa terluhur , penduduk jogja dan magelang sekitarnya masih banyak yang diselamatkan dan memiliki hikmah dan pelajaran bahwa setiap ada ujian pasti ada manfaat dan hikmah dibalik bencana.

Sehingga pada saat itu saya berfikir bahwa Indonesia akan segera berakhir apabila dari masyarakat tidak mau bertawakal  Bencana yang singgah di tanah air sebulan terakhir ini September 2010 bertubi-tubi menghantam berbagai wilayah di tanah air. Ada bencana banjir, longsor, tsunami , bendungan ambrol dan hingga juga meletusnya gunung berapi.
Marilah kita mengingat kembali akan azab yang akan kita terima di akhirat jika kita banyak mengingkari Allah selama di dunia. Tak hanya azab di akhirat, perbuatan maksiat yang kita lakukan juga akan mengundang azab di dunia. Sebagaimana yang dialami kaum Sodom, kaum Tsamud, kaum ‘Aad, dan kaum Saba’, mungkin hal ini jualah yang sedang menimpa ‘kaum Indonesia’, terkhusus ‘kaum Jawa’ ataupun kaum yang sedang menetap di Yogyakarta dansekitarnya.



BAB II
PEMBAHASAN
“GUNUNG MERAPI MELETUS ,TEGURAN DAN ADZAB DARI ALLAH SWT ”
Dan sungguh akan kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah-buahan dan kabarkanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar (Q.S al-Baqaroh : 155)
Daerah Istimewa Yogyakarta atau sering dipanggil “jogja” saja, kini telah bergejolak dan membara gara-gara bencana alam letusan gunung merapi. Tidak seperti sebelum-belumnya, gunung merapi kini bergemuruh melomtarkan isi dapur magma lebih kuat dan berjangka waktu lebih lama. Gunung merapi pun tak segan-segan menurunkan awan panas ke segala arah, termasuk ke wilayah pemukiman warga jogja.Penduduk jogja kini semakin resah . setiap hari mengalami secara langsung bagaimana susahnya hidup gara-gara bencana merapi kali ini. Hampir setiap sore hujan deras mengguyur Jogja, yang mana hal itu mengakibatkan pengungsi-pengungsi harus berdiri karena tikar-tikar di pengungsian sudah seperti kubangan lumpur. Hampir setiap jam Gunung Merapi meletus, yang mana hal itu menekan sisi manusiawi para pengungsi, yakni rasa takut akan mati. Belum lagi kilatan petir menggelempar-gelempar yang menyibak langit kelam Jogja dan menabuh gendang telinga[1].

Betapa panasnya awan yang dimuntahkan oleh Merapi, hingga apabila kita tersapu awan panas, ketika kita menghirup abunya maka paru-paru kita akan layu dan tersumbat, tubuh kita akan mendadak kaku hingga kita tewas seketika. Perumpamaannya sama seperti jika kita memanggang belalang. Wujud awan panas berdasarkan kesaksian saksi mata yang berhasil lolos dari maut adalah berbentuk gumpalan asap putih yang membumbung tinggi dengan warna yang memerah di tengah-tengahnya dan sangat cepat meluncur ke arah mereka. Sebagai insan beriman, tentu kita tak hanya memandang fenomena ini dari segi keilmuan duniawi saja, namun terpikirkah kita bahwa panasnya awan itu tak seberapa dibandingkan panasneraka?

Hadits riwayat Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw bersabda: Api kalian yang dinyalakan anak-cucu Adam adalah sepertujuh puluh dari panas api Jahanam. Para sahabat berkata: Demi Allah, bila sepanas ini saja sudah cukup wahai Rasulullah saw. Beliau bersabda: Sesungguhnya panas api tersebut masih tersisa sebanyak enam puluh sembilan bagian, panas masing-masing sama dengan api ini. (Shahih Muslim No.5077)

Seperti yang kita semua tahu, isi alam semesta ini adalah milik Tuhan YME. Tidak ada satu kekuatan yang mampu menandingiNya. Tidak pernah terjadi suatu pergantian siang-malam di suatu hari tanpa izinNya. Berdasar pemahaman-pemahaman sederhana saya akan bencana alam, saya rasa Jogja itu sebenarnya akan baik-baik saja. Saya berkesimpulan demikian

Berdasar sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW dan saya sangat percaya itu. Dalam ajaran agama saya, umat manusia pasca turunnya kenabian beliau digaransi oleh Allah SWT tidak akan mengalami azab atau hukuman langsung di dunia seperti umat-umat manusia terdahulu. Maka daripada itu, saya bisa begitu tenang menanggapi bencana Merapi di Jogja baru-baru ini. Bukankah kita semua tahu, bencana tsunami di Aceh yang puluhan kali lipat jauh kuat menimpa rakyat Aceh masih menyisakan banyak sekali manusia? Bukankah kita semua tahu tsunami tersebut tidak mampu menghancurkan Aceh?

Dalam bencana alam, banyak korban nyawa itu biasa. Dalam bencana alam, banyak bangunan rusak itu biasa. Akan tetapi, ketika bencana alam sudah menyapa, kita masih lupa kepadaNya, itu baru aneh. Saya itu kadang judeg (bisa diartikan marah, kecewa, dan sedih dirasakan secara bersamaan) dengan prilaku banyak oknum merespon bencana alam di Jogja kali ini. Sewaktu saya keliling ke beberapa pengungsian, saya miris melihat beberapa “bantuan yang tidak ikhlas”. Cukup penamaan saja di wadah bantuan dengan sewajarnya untuk pendataan, tanpa menancapi area pengungsian dengan berbagai bendera-bendera yang besar dan mencolok. Lebih-lebih diberi spanduk yang memakai foto-foto “orang sok dermawan”. Saya prihatin melihat bencana alam yang menimpa rakyat Jogja ini dijadikan semacam “ajang kampanye” oleh beberapa oknum. Saya salut pada ketegasan Sultan HB X yang mengintruksikan area pengungsian “dimerah-putihkan”.

Jadi sebenarnya apa yang menyebabkan gunung meletus begitu gencang di tahun ini banyaknya bencana alam di negara Indonesia mulai dari sumatera aceh, padang, sampai timur Indonesia, gunung merapi meletus ini mengingatkan kepada Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana. Akhirnya Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Sesungguhnya bencana ini teguran allah dari hamba-hambanya dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu , maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah kepadanya.

Marilah kita mengingat kembali akan azab yang akan kita terima di akhirat jika kita banyak mengingkari Allah selama di dunia. Tak hanya azab di akhirat, perbuatan maksiat yang kita lakukan juga akan mengundang azab di dunia. Sebagaimana yang dialami kaum Sodom, kaum Tsamud, kaum ‘Aad, dan kaum Saba’, mungkin hal ini jualah yang sedang menimpa ‘kaum Indonesia’, terkhusus ‘kaum Jawa’ ataupun kaum yang sedang menetap di Yogyakarta dansekitarnya.[2]
 
Kejadian merapi juga pernah terjadi ketika Rosulullah naik ke Gunung Uhud, maka kemuudian entah mengapa gunung uhud mengeluarkan getaran , ternyata getaran tersebut adalah karna rasa kecintaan dan rasa senangnya Gunung uhud terhadap Rosulullah SAW yang telah menaikinya dan kemudian sembari menghentak-hentakan kakinya ditanah, Rosulullah berkata : “Diamlah wahai uhud ! karna diatasmu ada Rosulullah SAW yang menuju kepada dua sahabat yang berada di gunung uhud”. Lantas tenanglah kembali Gunung Uhud mendengar kata-kata rosulullah tadi.Dan cerita diatas menunjukan bahwa semua makhluk Allah itu rindu pada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW
AllahSWTberfirman:

dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"[3].
Sudahkah bangsa ini bersyukur atas nikmat yang demikian banyak dilimpahkan Allah atas tanah ini?

Jika ditilik lebih jauh, rasanya pantaslah Allah menimpakan musibah erupsi Merapi sekarang ini terutama di daerah yang terparah yakni di tanah Keraton (Yogyakarta). Betapa banyak maksiat di tanah ini. Mulai dari pergaulan bebas, hingga paham kejawen yang berkembang pesat di Yogyakarta. Melihat betapa dilupakannya Allah di negeri ini, maka wajar saja rasanya Allah ‘cemburu’ lalu menimpakan bencana yang dahsyat sebagai peringatan bagi kita semua. Pergaulan bebas, seks bebas, praktek syirik, dan segala macam kesenangan-kesenangan ala syaitan bin iblis harus segera kita tinggalkan. Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menukil ucapan ‘Ali bin Abu Thalib ra.: “Tidaklah turun musibah kecuali dengan sebab dosa dan tidaklah musibah diangkat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala kecuali dengan bertobat.” (Al-Jawabul Kafi hal. 118)
Maka dari itu, jika kita menginginkan ketentraman dan kesejahteraan dari Allah, tentu kita harus menyikapi bencana ini sebagai pukulan agar kita kembali ke jalan Allah, kembali bersyukur dan senantiasa meng-esa-kan-Nya. Kita harus semakin mendekatkan diri kepada-Nya, bukan justru semakin menduakan Allah dengan menggelar ritual syirik seperti yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Yogyakarta pada senin-8 November untuk menolak bala. Ya, mereka mengadakan upacara adat yang digelar di tugu Yogyakarta, dimulai dengan pertunjukan Tari Srimpi, kemudian menyembelih hewan ternak berupa sapi dan ayam, yang nantinya kepala, kaki, dan ekor dari hewan sembelihan itu ditanam di sekitar Kaliurang, dan dagingnya dibagikan kepada para pengungsi. Na’udzubillahimindzaligh.


Walhasil, Merapi justru semakin parah dan semakin memuntahkan isinya yang tak kunjung mereda hingga hari ini. Semua alasan sains yang coba menjelaskan fenomena ini memang terasa logis, tapi bukan hanya itu alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Kita tak boleh mengabaikan perspektif al-Qur’an. Sebagai orang yang beriman, tentu kita memercayai bahwa Allah-lah penggenggam alam semesta ini, tiada satupun yang mampu berkuasa selain Dia. Maka, ketika bencana datang menghampiri kita, pendekatan pertama yag harus kita lakukan tentu adalah dari sudut pandang aqidah. Tiada satu daunpun yang jatuh dimuka bumi ini yang lepas dari pengawasan Allah, artinya tiada satupun kejadian dimuka bumi ini kecuali karena capur tangan Allah. Maka, instropeksilah diri kita. Seperti apa kita terhadap Allah .

selama ini? Apakah kita termasuk golongan orang beriman yang sabar yng diuji Allah sebagaimana firman Allah SWT
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157)
Atau kita termasuk hamba Allah yang kufur sebagaimana firman Allah:
“Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri; tetapi apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdoa.” (QS. Fushshilat: 51)
Semua berpulang kepada kita, berpulang pada keyakinan dan keimanan kita. Yang pasti, bencana ini adalah teguran dari Allah, maka dari itu, instropeksilah diri kita. Allah hanya mau kita kembali ke jalan yang benar, diinullah tanpa terkotori dengan bid’ah, takhayul, dan khurafat. Allah hanya mau kita istiqomah di jalan yang benar, tanpa terkotori dengan maksiat-maksiat karena terbujuk rayu syaitan. Allah sayang kepada kita, dan semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang selalu mendapat petunjuk hidayah dari-Nya.




BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
Betapa banyak maksiat di tanah ini. Mulai dari pergaulan bebas, hingga paham kejawen yang berkembang pesat di Yogyakarta. Melihat betapa dilupakannya Allah di negeri ini, maka wajar saja rasanya Allah ‘cemburu’ lalu menimpakan bencana yang dahsyat sebagai peringatan bagi kita semua. Pergaulan bebas, seks bebas, praktek syirik, dan segala macam kesenangan-kesenangan ala syaitan bin iblis harus segera kita tinggalkan.
SARAN :
·         Marilah kita mengingat kembali akan azab yang akan kita terima di akhirat jika kita banyak mengingkari Allah selama di dunia.
  • Kehilangan dan sedih, kita harus mengikhlaskannya dan ucapkan inalilahi wa inna ilaihi rojiun
  • Lakukanlah Sholat lima waktu secara terus menerus dan berdoa setiap shalat malam.
  • Bahagia ucapkanlah alhamdullillah










DAFTAR PUSTAKA :
Buku pelajaran Siroh Nabawiyah SMK Al Muhadjirin 57 Kelas XI Al Mhadjirin57 bekasi,   tahun 2007
Buku Pelajaran TAUHID Madrasah Aliyah Kelas XI Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, tahun 2009.

Suara Islam Online.com
www.wikipedia.com



[2]Majalah hidayah
[3]Buku sejarah Nabi SAW