Selasa, 23 Juli 2013

Cerita Bokap : Ketika Wartawan Ngeliput Presiden Ke Luar Negeri

Kalau kemarin sudah bahas soal gimana cerita teman liputan di istana kepresidenan, sekarang gw akan ceritakan cerita bokap gw sendiri gimana rasanya ikut perjalanan presiden ke luar negeri.

Singkat cerita, Kata bokap, wartawan yang bertugas di istana pasti akan bergiliran ikut dalam perjalanan presiden ke luar negeri, contohnya dalam sebuah trip ada 5 tv, 3 media cetak, 2 majalah, yang diajak. Trip berikutnya akan bergantian dengan tv-media cetak dan majalah yang lain.

Salah satunya bokap gw yg beruntung dalam beberapa tahun yg lalu saat penugasan di istana, berkesempatan mengikuti bekali-kali trip presiden, yang pertama sekitar Tahun 90-an berangkat ke Beijing, Hongkong dan Korea Selatan, beberapa tahun berikutnya sekitar diatas Tahun 2000-2010-an bokap sering ditugaskan ke Singapore, Myanmar dan Brunei Darussalam, memang sih kebagiannya masih Asia, tapi kata bokap hal itu juga sudah menyenangkan !!

Selama bertugas ke luar negeri, katanya, seluruh wartawan wajib pakai pakaian resmi, jas dan dasi untuk laki-laki, setelan blazer untuk perempuan, nah karena waktu itu hanya ada 1 seat untuk 1 media, alhasil bokap jalan sendiri tanpa Fotografer, jelang berangkat jadi bokap belajar ekstra keras untuk mengoperasikan kamera, editing gambar dan pengiriman gambar, maklum bokap gw itu wartawan tulis. Sebenarnya selama liputan bisa saja berbagi dengan teman-teman media lain, tinggal minta gambar mereka dan kita membuatkan mereka naskah. Tapi ketika itu bokap memilih bersiap untuk yang terburuk, lebih baik well-prepared dari pada kelabakan selama di sana, belajar kamera pun ia memilih mengetahui manual nya sebelum putus asa dengan sistem auto.

Penampilan bokap saat itu ketika berangkat cukup ajaib, satu koper yang akan masuk bagasi, satu ransel berisi laptop, aneka charger, aneka kabel, batre cadangan dll,, menenteng kamera di bahu kanan, menenteng tripod di bahu kiri dan harus siap berlari-lari dengan segala macam benda menempel di tubuhnya.

Pesawat yang tumpangi jelas adalah pesawat  yang sama dengan yang ditumpangi presiden. Bila perjalanan jauh biasanya jenis Airbus yang akan digunakan milik Garuda Indonesia. Tentu saja presiden dan menteri-menteri duduk di bagian depan pesawat, sedangkan para wartawan ditempatkan di bagian belakang pesawat bersama staf-staf dan pasukan pengamanan presiden lainnya, yang menjadi ciri khas perjalanan presiden adalah jus kacang hijau yang selalu ada di awal perjalanan. Soal makanan pun tak usah diragukan, jam makan tak pernah terlambat, mau minta cemilan di sela-sela jam makan pun dipersilakan, sambil menikmati aneka tontonan atau musik di kursi masing-masing. *hmm enak banget yaah*

Rombongan pun seringkali menginap di hotel yang sama dengan presiden, kecuali bila sedang ada konferensi tingkat tinggi tertentu dan terbatasnya hotel besar di kota tersebut, terpaksa presiden akan menginap di hotel utama bersama kepala-kepala negara lainnya. Sedangkan rombongan wartawan dicarikan hotel lain.

Mungkin tidak bisa membandingkan Presiden sekarang dengan presiden-presiden sebelumnya, tapi jujur cerita bokap kegiatan Presiden RI di luar negeri terhitung padat, bertemu kepala negara, bertemu anggota parlemen, mengunjungi taman makam pahlawan, bertemu warga negara Indonesia, bertemu pengusaha-pengusaha, menerima gelar honoris causa, menghadiri KTT dll. Walau capek tapi itu rasanya memang harus dilakukan agar tak menghambur-hamburkan uang negara dengan percuma. Para wartawan pun harus pintar membagi waktu, antara liputan dan mengirimkan berita di sela-sela liputan. Bagi wartawan Lembaga Berita milik Pemerintah (ANTARA) jelas bokap tantangannya jauh lebih sulit karena harus melakukan editing gambar sebelum mengirimkannya, belum lagi pembuatan naskah dan nasib para wartawan sangat bergantung pada koneksi internet jadi andalan karena jaringan provider indonesia tidak selalu bisa diakses di sejumlah negara. Wartawan jadi kayak orang gila kalau ketemu jaringan internet di hotel, soalnya kalau pas liputan suka mati gaya karena ga ada internet. 

Di tengah kesibukan liputan yang jamnya sangat padat, bisa jalan-jalan adalah hal yang langka, karena seperti yang pernah gw ungkapkan sebelumnya bahwa ruang gerak para wartawan sangatlah terbatas dan diatur, karena wartawan harus berangkat lebih dulu ke lokasi liputan sebelum presiden dan rombongan dan nyaris selalu seperti itu dari satu tempat ke tempat lainnya. Tapi kalaupun di jadwal presiden punya agenda intern yang tak perlu diliput, maka para wartawan akan gerak cepat melipir keluar hotel atau ke tempat lain untuk belanja atau sekedar foto-foto, bisa dengan ditemani biro pers istana atau pergi sendiri selama ga jauh-jauh dari rombongan, mentok2 foto di depan hotel yang penting gayaaa !! *Cerita bokap gw emang seru bikin ngiler !!

Ikut presiden ke luar negeri itu dia bilang memang capek, tapi kalau dibawa seru ya jadi seru banget, kadang memang berita dikorbankan demi foto-foto. <-- yaa inilah contoh sebenarnya penghambur-hambur uang rakyat hahaa

Oh ya dari beberapa perjalanannya luar negeri, itu aja sih yang diceritain. Dan kalau penugasan kedaerah jangan ditanya mungkin bokap udah khatam seluruh wilayah Indonesia. Nah manfaat bokap ceritain semuanya ini untuk anak-anaknya supaya termotivasi dan tahu bahwa jadi wartawan itu kerjaan yg sangat keren, apalagi kalo dipandang wanita. "Siapa sih cewek yg enggak mau sama wartawan, pasti klepek-klepek" <--- celetukan bokap haha...

*Gimana lihat sejauh perjalanan bokap gw saat liputan ke luar negeri, pasti kalian ngilerkan !! hheee

Tidak ada komentar:

Posting Komentar