Kamis, 12 September 2013

The Apple Family And The Ragunan Family

Istilah yg cukup menarik yg tiba tiba terlintas di kepala saya saat jam di tangan saya menunjukkan ± pukul 14.00 di sebuah tempat nongkrong anak muda zaman sekarang. Istilah tersebut muncul ketika saya melihat sebuah keluarga muda, ayah, ibu, dan seorang anak laki laki mungkin sekitar 5 tahun. Awal`a mereka terlihat seperti kelurga pada umumnya. Cukup bahagia menghabiskan waktu sore hari bersama, persis seperti gambaran umum sebuh keluarga ideal yang sring kita lihat di televisi maupun iklan iklan KB... hahahaha

Sayangnya gambaran itu buyar dan hilang seketika setelah mereka selesai menghabiskan pesanan makanan yang mereka pesan. Sang ibu langsung mengeluarkan Iphone dan asyik sendiri, sang anak lalu latah ikut bermain Ipod dan sang ayah tak lama kemudian mengeluarkan Ipad-nya, mereka semua asyik pencet sana sini dengan gadget-nya masing masing. Tak sepatah kata pun di lontarkan setelahnya. KASIHAN

Terlepas dari cerita tapi tetap berhubungan. Di satu hari, saya melihat satu keluarga dengan 2 anak berjejalan di atas sepeda motor. Anak paling kecil duduk di depan, bapaknya mengemudikan motor RX-king yg baik jalannya (hehehe), anak yang besar di apit oleh ibu dan bapaknya, dan ibu-nya di belakang. Cukup repot juga karena membawa perlengkapan anak dan bekal. Saya yang melihat dari motor yang saya kemudikan membayangkan sepertinya sengsara sekali kondisi seperti itu.

Tapi apakah emang iya, mereka sengsara???? Kok kaya`a enggak ya. Yang saya lihat, si anak pertama berkali kali menengok ke ibunya seakan akan bercerita tantang apa saja yang akan di lihatnya anti begitu sampai di ragunan. Sementara anak paling kecil yang duduk di atas tangki bensin badan-nya bergoyang goyang kegirangan tidak sabar sambil ayahnya cuma bisa tersenyum dengan (saya yakin sekali) perasaan bangga karena bisa membawa keluarganya rekeasi. Ada satu moment dimana mereka semua tersenyum, dan itu adalah senyuman paling tulus yg pernah saya lihat. Langka (kalo saya bawa kamera, pasti saya foto trus saya masukin ke iklan senyum Rinso) hehe. Kalo boleh hiperbola sedikit lagi, jika itu adalah sebuah adegan film, adegan itu pasti akan di Slow Motion efek.

Perbandingan kedua kejadian itulah yang membuat saya berfikir. Apakah modernisasi telah mengikis nilai nilai keluarga? “The Apple Family” memang tipikal keluarga modern yang sadar gadget dan super dupr hi-tech, tapi mereka kehilangan senyuman dan kehangatan yang di miliki oleh “The Ragunan Family”. Sang ayah bisa menikmati waktu di Ragunan tanpa harus Update Twitter bilang “Lagi Taking The Kids To The Zoo necchh”, sang ibu bisa jeprat jepret kamera sana sini tanpa harus repot edit foto untuk di upload. Sang anak bisa bermain dengan burung asli, bukan ANGRY BIRD. Life would be a lot easier...Lucu, bukankah tekhnologi ada untuk mempermudah hdup manusia?? Tapi yang terjadi malah sebaliknya...

Sebuah contoh lagi, sekarang berkat instant messaging kemampuan dasar manusia dalam bersosialisasi yaitu bicara, menjadi tumpul. Orang membiasakan diri berkomunikasi dengan tulisan. Saking terbiasanya, untuk menelfon ajj males dengan dalih ga ada pulsa . Menurut saya pulsa masih jauh lebih murah dibandingkan dengan experience mendengar pacarmu berkata sayang langsung dari mulutnya atau bahkan mendengar tangisannya ketika kalian putus..hihihi..... experience hidup itulah yang mahal. Berkat kecanggihan tekhnologi, karakter seperti ; ) bisa menggantikan sebuah senyuman. Padahal sejatinya manusia di ciptakan berbeda beda. Termasuk senyumannya berbeda beda juga. Huruf BESAR SEMUA atau karakter :-L x( ~x( bisa menjadi indikasi bahwa kita marah. Lalu untuk apa kita d beri otot muka kalo tidak pernah di pakai??? Kita semua berubah menjadi robot dengan gaya hidup kita yang semakin modern. Robot tidak perlu sekitar. Robot punya dunia-nya sendiri. Robot INDIVIDUAL.

Ambil remote hidup anda, tekan tombol pause dan lihat...
apakah anda termasuk “The Apple Family” atau “The Ragunan Family”...?? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar